Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibas Enggak Salah

8 September 2010   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 2424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kaitan dengan GA 222, Ibas tidak pernah meminta Garuda untuk menunggu. Hal yang terjadi adalah bersifat operasional. Pesawat mengalami penundaan keberangkatan sekitar sepuluh menit karena masih ada rombongan atau penumpang dalam jumlah yang cukup banyak yang akan berangkat

Dalam kaitan dengan penerbangan komersial, penerbangan dapat menunggu rombongan atau penumpang dalam jumlah yang cukup banyak”.

Demikian yang disampaikan oleh Pujobroto, Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia, berkaitan dengan penyebab terlambatnya jadwal penerbangan pesawat Garuda dengan nomer penerbangan GA 222.

Sebagaimana diketahui, pesawat Garuda dengan nomer penerbangan GA 222 jurusan Jakarta-Solo itu pada hari Sabtu tanggal 4 September 2010 sempat ditunda keberangkatannya dari jadwal yang seharusnya pukul 09.30’ WIB menjadi pukul 09.50’ WIB.

Perihal penundaan keberangkatan itu dibenarkan oleh Bonggas Adhi Chandra, staf ahlinya Ibas.

Memang betul terlambat, tapi menurut info yang saya terima, terlambatnya hanya 10 menit, jadi tidak terlalu panjang. Saya pikir tidak ada keistimewaan untuk Ibas. Itu kan tergantung pilotnya juga”, kata Bonggas.

Namun menurut salah seorang penumpang yang bernama Hendro, telatnya pesawat Garuda itu tidak hanya 10 menit saja, pesawat Garuda terpaksa molor 20 menit dari pukul 09.30 WIB, molor menjadi pukul 09.50 WIB, lantaran menunggu kedatangan Ibas.

Kita akhirnya baru terbang sekitar pukul 09.50 WIB. Lama banget terlambatnya, semua pada ngeluh tapi ya gimana”, kata Hendro.

Menurut Hendro, pesawat itu seharusnya terbang tepat pukul 09.30 WIB. Namun hingga jarum jam menunjuk waktu tersebut, pesawat tidak juga lepas landas.

Para penumpang yang telah duduk manis di kursinya masing-masing itu mulai bertanya-tanya. Beberapa penumpang bahkan sempat menduga ada gangguan teknis pada pesawat tersebut.

Semua pada bisik-bisik, kenapa nggak terbang-terbang ya. Padahal kelihatannya kursi sudah terisi penuh”, kata Hendro.

Pertanyaan para penumpang pun akhirnya terjawab.

Pilot pesawat melalui pengeras suara mengumumkan kepada para penumpangnya bahwa sebenarnya Garuda sudah siap untuk terbang namun penerbangan terpaksa ditunda karena ada penumpang yang belum masuk.

Sejurus kemudian, putra bungsu Presiden SBY, Edi Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang merupakan anggota Komisi I DPR-RI merangkap Sekjen partai Demokrat itu memasuki pesawat dengan dikawal oleh para pengawalnya yang bersenjata lengkap.

Pengawalnya pakai senjata lengkap, jadi semua orang melihat mereka”, kata Hendro. Setelah Ibas duduk, pesawat belum juga bisa diberangkatkan, lantaran ke enam pengawalnya Ibas masih harus menyimpan dan merapikan senjata-senjatanya.

Setelah semuanya selesai, barulah pesawat itu diberangkatkan.

Berkait dengan itu, banyak pihak mengkritik dan menyayangkan jika hanya gara-gara telatnya kedatangan beberapa orang penumpang maka penerbangan harus ditunda, dimana penundaan itu tentu dapat merugikan kepentingannya para penumpang lainnya yang jumlahnya lebih banyak.

Namun, kritik tersebut menurut Ahmad Mubarok, anggota Dewan Pembina partai Demokrat, tidaklah tepat jika dialamatkan kepada Ibas.

Kritiknya kepada Garuda dong, bukan kepada Ibas, setelah memperlakukan orang tidak proper. Kalau Ibas tidak menyuruh dan tidak minta. Itulah lemahnya budaya mental kita kepada orang yang di atas”, kata Ahmad Mubarok.

Dia bukan tipe yang menggunakan peluang seperti itu. Mungkin ada orang Demokrat yang mengurus karcis dengan Garuda. Kalau Ibasnya tidak suka yang gitu-gitu. Tapi tidak menunggu orang pun Garuda sering terlambat”, tambah Ahmad Mubarok.

Nah, jika Ibas tidak meminta pengistimewaan itu maka mengapa Garuda memberikannya ?.

Dan, biarlah Garuda menunggu Ibas, toh Garuda pun juga sering telat dan molor jadwal penerbangannya.

Jadi, Ibas enggak salah khan ?.

Wallahualambishshawab.

*

Catatan kaki :

  • apa salah jika Ibas jadi Gubernur Banten selanjutnya ia jadi Presiden RI ?... klik di sini .
  • ...Aulia Pohan bukan koruptor, dia adalah korban penzaliman, dia adalah besan SBY yang harus dihormati... klik di sini .
  • ...bagaimana relevansi antara Gurita Cikeas dengan sikap Presiden SBY terhadap soal bisnis keluarga pejabat ?... klik di sini .
  • ...Juki (Marzuki Alie) dan Poltak (Ruhut Sitompul) adalah sosok reinkarnasi dari Bung Klimis (Harmoko) pada masa kini ?... klik di sini .
  • ... ke-9 manifestonya kolonel Adjie Suradji akan menjadi inspirasi dari embrio manifesto politiknya para Pamen (Perwira Menengah) TNI ?... klik di sini .
  • ...bagaimana dampak dari peran politik dan bisnisnya TNI yang telah dibabat habis, namun ternyata otoritas politik sipil tidak sanggup menjalankan reformasi ?... klik di sini .
  • ...habis orde Dwi Fungsi ABRI terbitlah orde Dwi Fungsi Polri ?... klik di sini .
  • Nasution ketuk palu, Soekarno jatuh. Harmoko ketuk palu, Soeharto jatuh. Amien Rais ketuk palu, Gus Dur jatuh. Taufiq Kiemas ketuk palu, siapa jatuh ?... klik di sini .
  • Gambar ilustrasi pemanis tampilan merupakan hasil copypaste… darisini ,sini ,sini .

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun