Mohon tunggu...
Rifky Pradana
Rifky Pradana Mohon Tunggu... -

Seseorang pria yang bukan termasuk golongannya rakyat 'Jelita', hanya seorang rakyat 'Jelata' saja, yang suka iseng, yang suka mengisi waktu nganggurnya untuk menghibur dirinya dengan membaca dan menuliskan uneg-unegnya yang dipostingkan di blog komunitas : Kompasiana, Politikana, serta di milis-milis yahoogroups.com : Forum Pembaca Kompas, Mediacare, Media Umat, Ekonomi Nasional, PPI-India, Indonesia Rising, Nongkrong Bareng Bareng, Wartawan Indonesia, Zamanku, Eramuslim, Sabili, Mencintai Islam, Syiar Islam, dengan nickname rifkyprdn@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sri Bakal Mutung?

12 Mei 2010   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:15 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Joachim von Amsberg, World Bank Country Director untuk Indonesia, memuji pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Indonesia memiliki kejelasan dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur. Maka dari itu, enggak heran kalau banyak investor masuk ke Indonesia”, katanya.

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi lantaran pemerintah Indonesia sangat mendukungnya melalui kebijakan dan mekanisme keuangan yang tepat, disertai dengan penciptaan iklim investasi yang memadai.

Pujiannya disampaikan di acara peluncuran PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) atau Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) yang diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 11 Mei 2010 bertempat di gedung Kemenkeu.

PT. PII ini merupakan guarantee fund yang akan menjadi pelaksana dari kebijakan penjamin Pemerintah dalam kontrak kerjasama atau konsesi dengan sektor swasta di sektor publik bidang infrastruktur.

PT. PII ini juga diharapkan dapat memberikan jaminan kepada pihak swasta terutama contracting agency, atas berbagai risiko yang mungkin timbul sebagai akibat dari tindakan pemerintah.

Penjaminan diberikan mulai dari proses pra-konstruksi yang meliputi penyiapan proyek dan pengadaan tanah serta pendanaan proyek, sampai proses konstruksi maupun pasca kontruksi atau masa operasi yang meliputi penjaminan atas berbagai risiko proyek termasuk risiko politik.

Bisa jadi, pujian dari World Bank Country Director untuk Indonesia bagi pengembangan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia itu hanyalah semacam ungkapan basa-basi saja mengingat pada saat itu hadir calon bosnya, Sri Mulyani.

Sebagaimana diketahui, dalam waktu dekat ini Sri Mulyani akan segera menjadi bosnya dengan menduduki posisi World Bank Country Director Managing Director.

Berkait dengan mundurnya Sri Mulyani dari posisi Menteri Keuangan itu, andaikata saja Presiden SBY menolak permohonan pengunduran diri Sri Mulyani dalam arti kata kepindahannya ke World Bank tidak disetujui, atau andaikata Presiden SBY tetap mempertahankannya di posisi Menteri Keuangan, maka apakah Sri Mulyani akan mutung ?.

Mutung (bhs. Jawa) dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai marah, atau ngambek, atau marah karena tidak suka hatinya.

Jika jawabannya adalah iya, maka sangatlah patut dipertanyakan rasa nasionalismenya Sri Mulyani, dimana ia lebih memetingkan kepentingan global daripada kepentingan domestik nasional Indonesia.

Jika jawabannya adalah tidak, maka mengapa Presiden SBY tidak berbuat seperti itu ?.

Rasanya mustahil jika Presiden tidak berbuat seperti itu karena tidak mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk berbuat yang seperti itu.

Berkait dengan itu, banyak kalangan yang menduga jika keputusan Presiden SBY yang menyetujui kepindahan Sri Mulyani ke Bank Dunia itu dikarenakan tekanan politik dari parpol mitra koalisinya maupun parpol oposisinya.

Banyak kalangan menyebut bahwa Aburizal Bakrie berada dibalik skenario yang memberikan tekanan politik tersebut.

Andaikata benar bahwa Aburizal Bakrie memang yang melakukan tekanan politik seperti itu, maka sungguh mengherankan jika seorang Presiden yang terpilih dalam satu putaran dengan kemenangan mutlak dan didukung oleh parpol terbesar di parlemen itu sampai bisa ditekan dan didikte oleh seorang ketua umum parpol yang suaranya hanya nomer tiga terbesar di parlemen.

Kekuatan dan kehebatan apa yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie sehingga Presiden SBY yang sedemikian perkasa dan digdayanya dalam dunia politik Indonesia itu kok sampai tak berdaya hingga bisa ditekan dan didiktenya ?.

Wallahulambishsawab.

*

Catatan Kaki :


  • Foto ilustrasi dicopy paste dari sini .

*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun