[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Wimar Witoelar dan Sri Mulyani"][/caption] Menonton layar televisi, dimana Wimar Witoelar bersanding kembali di sisi Sri Mulyani, seakan kembali membangkitkan nostalgia yang telah berlalu sepuluh tahunan yang telah silam. Saat itu, kasus Bank Bali lagi panas-panasnya diperdebatkan di tayangan layar televisi, hampir setiap hari. Dua 'pendekar', Sri Mulyani dan Wimar Witoelar, yang seringkali ditemani oleh Prajoto, pun tak luput, hampir setiap hari rajin menghiasi layar televisi. Mereka dengan vulgar dan lugas tanpa tedeng aling-aling, mengupas tuntas segala teori dan prasangka serta kemungkinan yang terkait dengan kasus Bank Bali ini. Pendekar-pendekar itu sangat lantang menyuarakan aspirasi rakyat agar pemerintah membongkar tuntas kasus Bank Bali, yang saat itu diprasangkai oleh berbagai pihak, telah dimanfaatkan oleh rezim Presiden BJ Habibie untuk memenuhi kebutuhan dana kampanye politik dirinya. Tak luput pula Golkar turut dihujat, karena juga ikut diprasangkai oleh beberapa pihak, telah keclepretan rezeki uang dari kasus Bank Bali. Hasilnya, kita ketahui, reputasi Presiden BJ Habibie tercoreng moreng karena kasus Bank Bali ini. Tak luput pula, Golkar beserta ketua umunya, Akbar Tanjung, yang juga mantan ketua umum HMI, telah berhasil sukses diseret sebagai pesakitan ke depan pengadilan. Sepuluh tahunan kemudian, pasca kasus Bank Bali. pendekar-pendekar itu, Wimar Witoelar dan Sri Mulyani serta Prajoto, bersanding kembali, dalam posisi yang berbeda. Adakah kasus Bank Century ini, pada hakikatnya hanyalah perulangan kembali kasus Bank Bali, dengan pelakon sejarah yang berkebalikannya ?. Wallahulambishshawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H