17[1]
sebelum aku mati...dimana
apa yang melihat padaku...
bagaimana yang didengar tentangku...
lantas siapakah aku...
17[2]
saat aku mati...apa
bagaimana yang dilihat dariku....
dimana yang mendengar perihalku....
i’m finding it hard to believe...ada apa?...[we’re in heaven]....
17[3]
setelah aku mati...bagaimana...
dimana yang merasakan keberadaanku...
apa yang dirasakan mengenai keberadaanku...
it isn’t too hard to see...mengapa?...[we’re in heaven]....
jika aku adalah [ي]...maka ini mengenai sesuatu yang membahas pandu pemikiran[1], wawasan[2] serta pola kreatifitas akal[3] yang beroda waktu dahulu maupun nanti...
jika aku adalah [س]...maka ini mengenai sesuatu yang mengulas hulu pengartian[1], penghantar pemikiran[2] serta hilir pemahaman[3] yang beroda saat sebelum ataupun sesudahnya...
but i’m closer to the clouds up here...
----------------------------------------------------------
hanya papan pembelajaran semata, atau kalo di tipi-tipi ada tulisan seperti “jangan meniru/mempraktekan adegan ini bila tidak didampingi oleh ahlinya/yang mengenal bidangnya”...
171,172,173 itu fase[ط] Komunikasi[خ] tanah
181,182,183 itu fase[ط] Interaksi[ف] api
191,192,193,194 itu fase[ط] Adaptasi[ب] air
secara aksara swara[ilmu angka] :
10[ط] : Birokrasi, fase-badan beralas agen/distributor kedudukan perkara
11[س] : Administrasi, fase-kaki beralas loket/pasar penyebaran perkara
12[ر] : Prosedurisasi, fase-kepala beralas karcis/kurs adopsi perkara
secara aksara reka-an[ilmu huruf] :
[ط] : yang mandiri[fase/aksi], yang keras[proses], yang berdikari[reaksi]
[س] : hulu pengertian, jembatan akal, hilir pemahaman
[ر] : data, keterangan, opini
[ب] : cara, kebiasaan, tradisi
[ف] : vini, vidi, vici atau falah[fa lam-ha], fithrah[fa tha-ra], fathan[fa tha-nun]
[خ] : yang melahirkan, yang mengandung, yang membuai
----------------------------------------------------------
.....
......
.....
sengaja dipotong penulisannya....
.....
.....
.....
lagu ibu pertiwi...mengapa tersengaja bernuansa irama lagu “What a Friend We Have in Jesus”
lagu nina bobo...kenapa tersengaja bernuansa irama lagu ”abide with me”...
atau...
jika pinokio itu bergaris boneka penokohan...
maka boneka penokohan “kartini” seperti tersengaja bernuansa boneka penokohan “fathimah”...
perlukah saya membahasnya?
sedang bocah angon itu perlambang boneka penokohan as ‘isa ibnu maryama, atau jika prasasti jayabaya menyebutnya sebagai boneka pemikiran “putrane bethara indra”, atau saya membuatnya permainan kata sebagai “oji anak emak”...karena emak itu tertuju pada ibu pertiwi dan karena saya merasakan pertiwi itu pemahamannya equivalent[“qaf shad shad” qishash] dengan maryama[mim ra-ya mim]...
dan kartini itu boneka penokohan kreasi “Ki Hajar Dewantara”...
yang dengan “boneka” itu, seperti menjadi boneka pemikiran yang terujar seperti....
Kalau orang mau juga mengajarkan agama, kepada orang Jawa, ajarkanlah kepada mereka Tuhan yang satu-satunya, yaitu Bapak Maha Pengasih, Bapak semua umat, baik Kristen maupun Islam, Budha maupun Yahudi, dan lain-lain.”