Mohon tunggu...
Boby Ibipurwo
Boby Ibipurwo Mohon Tunggu... -

Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas Jember, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Kata-kata Iblis untuk Adam"

29 April 2012   04:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:59 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu  lalu saya sedang membaca sebuah buku, judulnya "19 Catatan Perjalanan dari Jawa, Madura, Sydney, dan Melbourne" yang ditulis oleh Umi Purwandari. Bukunya enak dibaca, gak panjang banget, gak pendek banget, cukuplah disebut sebagai catatan-catatan pendek motivasi iman untuk muslim dan muslimah.

Nah, di halaman 16 buku tersebut, saya menemukan judul catatan yang tidak pernah saya dengar, judul tersebut dalam Bahasa Arab. ... "Ana Khoirun Minhu"... ya, itulah judul catatan ketiga dari buku tersebut. Jujur saya tidak mengetahui artinya, karena Bahasa Arab saya dangkal (hehehe...), saya mah taunya cuma kaiffa haaluk?... bi khair alhamdulillah (Bagaimana kabarmu?... Baik alhamdulillah)... hehehe. Saya sangat penasaran dengan isi dari cerita pendek ini, kalimat demi kalimat saya dalami. Ternyata "Ana Khoirun Minhu" artinya adalah kata-kata Iblis terhadap Nabi Adam ketika Adam diciptakan oleh Allah. Iblis menolak untuk menghormat di depan Adam karena Iblis beranggapan bahwa dirinya lebih baik karena diciptakan Allah dari api, sedangkan Adam dari tanah.... "Ana Khoirun Minhu"... "Aku lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari Api sedang dia (Adam) Engkau ciptakan dari tanah" (QS. Al A'Raaf: 12). Dalam arti sebenarnya "Ana Khoriun Minhu" adalah sebuah ungkapan kesombongan diri makhluk karena beranggapan bahwa dirinya-lah yang lebih baik bahkan terbaik dari makhluk lainnya.

Ternyata cerita ini tidak berhenti disitu, di dalam cerita tersebut terdapat Ibrah (pelajaran)/ nasehat yang dapat kita ambil sebagai berikut:

"Aku tiupkan "Ana Khorun Minhu" kepada orang-orang tua sehingga mereka merasa lebih berharga dari yang muda-muda. Seolah dengan menjadi tua umurnya, maka mereka pasti akan menguasai kebijaksanaan. Kubantu mereka lupa, bahwa hikmah datang dengan ilmu, yang mereka usahakan dengan belajar dan membaca, baik ayat kauniyah maupun kauliyah. Dan menuntut ilmu agama tidaklah mudah, kecuali bagi mereka yang sabar dalam kepayahan belajar. Mereka akan lalai, berpuas diri merasa mula, menuntut penghormatan dan ketaatan yang berlebihan dari orang-orang muda. Pada puncaknya, mereka tidak merelakan pernghormatan tersebut meninggalkan mereka, maka mereka bunuh profesi orang-orang muda. Bukankah Fir'au menjadi contoh yang hebat dalam membunuh manusia berpotensi, karena tak rela kedudukan lepas dari tangannya?... Aku bisikkan "ana koirun minhu" pada anak-anak muda. Tubuh dan pikiran yang masih kuat dan indah aku jadikan awal mereka merasa lebih baik daripada orang-orang tua. Aku buat mereka lupa bahwa diantara orang-orang tua banyak yang telah melalui berbagai peristiwa yang menambah hikmah dalam jiwa mereka. Hikmah yang menjadi penting bagi keselamatan dan keberhasilan hidup seseorang. Tidak akan aku biarkan biarkan orang muda memetik hal itu dari orang-orang tua. Kutampakkan orang tua sebagai makhluk yang lemah tak berguna bagi mereka. Kupalingkan muka mereka kepada hal-hal yang lebih menarik bagi hawa nafsu." Bagiku, sangat mudah menipu orang yang diberi banyak harta, agar mereka memiliki semangat "ana khoirun minhu". Mereka merasa sedang dimuliakan Allah ketika diberi banyak harta benda (Q.S. Al Fajr: 15). Tak hentinya kubiskan dalam kalbu mereka bahwa mereka lebih baik daripada yang kurang berharta. Maka hilanglah rasa belas kasih. Sedangkan tanpa belas kasih, tak akan ada belas kasih yang datang baginya dari makhluk bumi dan langit. Maka berkembanglah sifat rakus tak pernah puas dengan harta, sehingga tidak waspada terhadap cara mencari dan membelanjakannya. Kubantu mereka lupa bahwa harta adalah cobaan yang menyenangkan yang dapat dengan mudah mengakibatkan manusia terjatuh kemuliannya. Orang miskin dan kurang pun tak kulepaskan dari hawa "ana khoirun minhu". Maka tidak dapatlah ia menerima keputusan Tuhannya akan pembagian rezeki atau nasib di dunia. Sedangkan perhitungan Allah dengan sangat teliti. Lalu ia menginginkan kenikmatan hilang dari orang yang dipandangnya lebih bahagia karena berharta banyak, memiliki kekuasaan , berparas lebih baik atau keadaan yang lebih baik lainnya. Ia terkena sifat dengki, menginginkan hilangnya nikmat orang lain, dan juga sifat tidak sabar serta kufur nikmat. Ketika semangat "ana khoirun minhu" ada pada orang yang diberi kekuasaan diantara umat manusia, maka mereka akan mengambil hak-hak orang lain dengan tanpa sadar. Seolah hanya orang berkuasalah yang berhak hidup senang, sedang manusia tanpa kekuasaan tidak berhak mendapat kelapangan hidup. Disingkirkanlah oleh mereka orang yang tidak sepaham, sedangkan mereka sendiri belum tentu benar. Tentu aku tak lupa menziarahi orang-orang yang dianggap alim ulama diantara manusia dengan membawa "ana khoirun minhu" . Maka ia akan lebih merasa mulia. Jadilah ia membenci orang yang lebih alim darinya. Kadang jadi lengah pula ia, karena penghormatan manusia yang berlebihan kepadanya, menjadikannya merasa bahwa tanpa usaha mendekatkan dir pada-Nya pun, Allah telah membebaskannya dari dosa. Bisa pula dengan ilmu dan kedudukan serta kepercayaan manusia, ia mempermainkan agama-Nya untuk kepentingannya. Begitu beraninya ia, karena kubantu ia dengan hembusan "Aku lebih baik daripadanya" Aku selipkan semangat "ana khoirun minhu" disetiap nikmat yang diberikan Allah kepada manusia, nikmat kesehatan, kepandaian, kekayaan, kecantikan, kekuasaan dan kekuatan. Maka bukannya mereka mensyukuri dengan segenap jiwa dan dengan tindakan mereka. Melainkan malah memperbesar semangat "aku lebih baik daripadanya" dalam hati mereka. Demikianlah setiap nikmat lalu menjadi niqmat (bencana). aku hembuskan "ana khoirun minhu" dimana-mana. Diantara para ibu yang sedang berkumpul, sehingga ibu-ibu sibuk mengumpulkan cela orang lain. Begitu pula diantara perempuan muda, laki-laki muda dan tua, orang pandai, orang kaya, orang kuat, orang berpengaruh, semuanya! Jika ku telah berhasil menjadikan mereka memandang rendah manusia lain, maka akan lebih mudaj jalanku membimbing mereka kepada puncaknya: menolak kebenaran. Dan dengan tipuan kami pula maka orang tua, orang muda, orang cantik dan tampan, orang kaya, orang berkuasan, orang yang dimuliakan, orang yang dianggap pandai, tidak dapat menerima kebenaran yang dibawa oleh orang yang mereka anggap lebih rendah. Paada puncak ini, lengkaplah sudag penyakit utama dalah hati manusia: sifat kibir. Yaitu sifat merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Tapi sayang, usaha kami akan sia-sia belaka terhadap orang-orang yang mengikatkan aktivitas kehidupannya hanya untuk mendapatkan pengakuan dan keridaan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang di tengah semanagat dan kerja keras selama hidupnya, dalam jiwa mereka hanya 'sepi' berdua: diri mereka dan Allah SWT. Jalan mereka pada kenikmatan hakiki adalah luas dan lapang tanpa penghalang. Di dunia mereka memperoleh ketenangan batin bebas dari ketakutan betapa pun besar kesulitan menghadang (QS At-Taubah: 18) dan di akhirat nikmat abadi telah disediakan (QS At-Taubah 21-22). Bagaimana kami bisa menipu orang seperti ini, sedangkan malaikat tak putus berdoa untuk mereka. Sedangkan cinta Allah yang berlebih dilimpahkan kepada mereka, mendekat pun kami tak mampu. Allah telah bersumpah menjamin keamanan mereka dari gangguan kami.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun