Mohon tunggu...
Boby Darmawan aziz
Boby Darmawan aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - SENIMAN

Kejujuran dan Integritas paling utama (Treveling)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interaksi antara Retorika dan Dakwah: Keterkaitan dan Peranannya

17 Juni 2024   16:12 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:24 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi

Di susun oleh: Syamsul Yakin, Boby Darmawan Aziz. Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Hubungan antara retorika dan dakwah sangat erat. Jika retorika adalah seni berbicara, maka dakwah berarti mengajak melalui berbicara. Dakwah yang dilakukan dengan bahasa yang indah akan menarik perhatian pendengarnya. Inilah yang disebut dakwah billisan.

Retorika mencakup komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan. Dalam dakwah, terdapat dakwah billisan (melalui lisan) dan bilkitabah (melalui tulisan). Dakwah tidak hanya dilakukan dengan berbicara, tetapi juga dengan menulis.

Selain komunikasi verbal, retorika juga mencakup komunikasi nonverbal, baik secara langsung maupun maya. Dalam dakwah, ini dikenal sebagai dakwah bilhal, yang bisa dilakukan secara online maupun offline. Retorika mengenal bahasa tubuh dan gerakan tubuh, yang dalam dakwah dikenal sebagai penyampaian keteladanan atau menjadi role model.

Retorika berkembang dari seni berbicara menjadi ilmu berbicara, begitu pula dakwah yang berkembang dari kegiatan agama menjadi kajian agama. Retorika awalnya merupakan warisan budaya yang kemudian berkembang, begitu pula dakwah yang berkembang menjadi ilmu dakwah yang sistematis, logis, dan dapat diverifikasi.

Tujuan retorika adalah menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Pesan dakwah yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak juga bisa disampaikan dengan cara yang informatif, persuasif, dan rekreatif. Bahkan tujuan retorika dan dakwah, dalam beberapa hal, sama-sama bersifat edukatif.

Dalam konteks retorika persuasif, dakwah memiliki metode seperti bilhikmah, ceramah, dan diskusi yang harus disampaikan dengan lemah lembut.

Dalam pengembangan retorika disyaratkan menggunakan bahasa baku, berdasarkan data dan riset. Syarat yang sama berlaku bagi dakwah, baik itu billisan, bilkitabah, maupun bilhal. Terutama mengingat pendengar dakwah semakin kritis dan rasional.

Aristoteles dalam retorika memperkenalkan konsep pathos, logos, dan ethos, yang juga harus dimiliki oleh para dai, baik secara intelektual maupun spiritual. Namun, dalam konteks pathos, ekspresi emosional dai bukan sekadar retorika.

Para dai harus menguasai retorika verbal dan nonverbal. Sebaliknya, dalam beretorika juga diharapkan memasukkan konten dakwah yang mencakup akidah, syariah, dan akhlak. Dakwah tanpa retorika akan lemah, dan retorika tanpa muatan dakwah akan menjadi hampa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun