Semestinya perseteruan dan perbedaan pilihan dalam ajang demokrasi pemilihan umum baik presdien maupun legislatif usai sesudah pencoblosan pada tanggal 17 april yang lalu. Tidak ada yang dapat membuat bangsa besar dengan perseteruan yang dipelihara, malah memperkecil bangsa.
Ada harapan baru ketika beberapa tokoh politik dari generasi muda dan beberapa kepala daerah yang akan melaksanakan silaturahmi hari ini di Museum Kepresidenan Balai Kirti, Kompleks Istana Kepresidenan Bogor. Pertemuan ini bertema "Silaturahmi Bogor untuk Indonesia".
Kegiatan yang dilaksanakan dengan momen buka puasa Ramadan 1440 H yang akan dihadiri oleh sejumlah kepala d aerah dan tokoh yang diundang antara lain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestiyanto Dardak, Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diany, Wali Kota Bogor Bima Arya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),dan Yenny Wahid.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui Chief Communication Office The Yudhoyono Institute, Ni Luh Putu Caosa Indryani memberikan konfirmasi kehadiran AHY.
Inilah momen bagi tokoh politik generasi muda untuk dapat mendinginkan suhu politik yang tetap dijaga panasnya oleh sebagian oknum politik. Termasuk yang tetap menjaga wacana people power dengan tidak menghormati dan menghargai proses pemilu dan tahapan pemilu.Â
Bila dilihat dari tokoh yang diundang, mereka adalah tokoh politik yang memiliki kapasitas yang mumpuni untuk tetap menjaga persatuan Indonesia. Hal ini melalui cara-cara konstitisional melalui peran masing-masing. Dan secara politik telah memberikan pengabdian untuk bangsa dan turut mensukseskan momen pemilu serentak dengan cara dan kapasitas masing-masing.
Bila dicermati dengan seksama, bahwa mereaka sebelumnya meraka berbeda pilihan pandangan dan pilihan politik. Termasuk berbeda partai politik. Namun tidak menjadikan perbedaan ini menghambat upaya bersama melakukan pertemuan dan silaturrahmi sesama anak bangsa.
Sebab persatuan Indonesia terbentuk dari perbedaan cara pandang yang saling menguatkan sendi-sendi kebangsaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H