Mohon tunggu...
Boby Adhitama
Boby Adhitama Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

404 - Not Found

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membuka Pesona Kue Bulan: Kegembiraan Musim Gugur Asia

30 September 2023   06:00 Diperbarui: 30 September 2023   06:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika musim gugur menghampiri Asia, itu menandakan dimulainya musim kue bulan. Kue lezat ini tak terpisahkan dari Festival Pertengahan Musim Gugur, dibagikan dengan penuh suka cita dalam kotak-kotak cerah di antara teman dan kolega. Kantor-kantor dipenuhi dengan kudapan yang menyenangkan ini, dan antrean terbentuk di toko roti favorit. Bahkan merek global seperti Starbucks, rumah mode mewah Louis Vuitton, dan jaringan hotel Shangri-La yang terhormat membuat versi mereka sendiri, beberapa berharga $100 untuk sekotak empat.

Kue bulan bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan bahan-bahan dari satu wilayah ke wilayah lain. Secara tradisional, mereka melambangkan persembahan kepada dewi bulan, berevolusi menjadi kue kering padat seukuran gigitan. Sama seperti orang Barat bertukar kue buah saat Natal, kue bulan telah menjadi tradisi yang dihargai.

Kue lezat ini diberikan selama Festival Pertengahan Musim Gugur, yang dikaitkan dengan tanggal 15 bulan 8 kalender lunar Tionghoa, biasanya sekitar ekuinoks September. Festival ini melambangkan kelengkapan dan reuni keluarga, dicontohkan oleh bentuk bulan dan kuning telur utuh yang sering ditemukan di dalam kue bulan.

Festival ini dirayakan di Taiwan, Jepang, Korea, Singapura, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Thailand, mencerminkan pengaruh budaya Tionghoa yang historis dan komunitas etnis Tionghoa yang besar.

Kue bulan kini hadir dalam berbagai rasa, dari tradisional hingga mewah, termasuk buah, teh, es krim, custard, cheesecake, cokelat, dan bahkan durian. Desain dan pengemasannya yang rumit pun semakin berkembang, menampilkan karakter tercinta seperti Hello Kitty dan Totoro.

Kue bulan Hong Kong bergaya ikonik karena pengaruh budaya provinsi pesisir Cina selatan. Wilayah-wilayah ini adalah yang pertama bermigrasi ke luar negeri, membawa tradisi mereka ke seluruh dunia. Status kota pelabuhan Hong Kong semakin meningkatkan ekspor budayanya.

Kue bulan lebih dari sekadar kue kering, mereka mewakili perayaan budaya bersama yang menjangkau batas dan generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun