Pernah ikut unjuk rasa kemudian berakhir ricuh? Atau pernah ikut tawuran waktu masih bodoh? Pada saat itu apakah pernah melihat aparat keamanan menenteng tongkat berwarna hitam dan mengayunkannya kepada kerumunanan pengunjukrasa atau partisipan tawuran? Apakah kemudian pernah merasakan ayunan tongkat hitam itu mendarat di salah satu sisi tubuh anda? Rasanya, kalau bukan orang kebal dan mati rasa, pastilah sakit dan perih. Lalu bagaimana dengan aspal jalan raya? Tentulah kita kenal yang satu ini, terutama yang hidup di daerah (saya tidak spesifik sebut kota) seperti jakarta, sekian persen jam kehiduoan kita dihabiskan diatas aspal ini. Tapi pernahkah kita secara sengaja menyentuh / meraba permukaan aspal, merasakan kasar permukaan dan merasakan ini keras? Jawabannya, jarang dan hampir tidak pernah umumnya. Lagian mau ngapain pegang-pegang aspal, kan ada orang-orang dari dinas pekerjaan umum. Saran saya, sesekali cobalah sentuh dan sengaja dirasakan. Kenapa saya sarankan coba disentuh? Ya agar kita tahu bahwa ini keras. Anda bisa bayangkan jika salah satu bagian tubuh kita bergesekan dan terbentur dengan aspal jalan raya ini pada kecepatan tertentu. Sakit, minimal lecet-perih, memar, atau patah, atau tidak merasakan apa-apa lagi alias sudah tiada. Setelah kita tahu ini kasar dan keras, sudah pula membayangkan rasanya tadi, apakah kemudian kita berpikir untuk tidak mau berurusan dalam konteks diatas dengan yang satu ini? Jika kita sudah berpikir, tentunya sebagai manusia yang berakal dengan segala keterbatasan yang ada, kita akan berusaha sekuat tenaga menghindari. Mungkin kita bisa berujar, saya kalau mengemudi (motor/ mobil) tidak pernah kecepatan tinggi kok. Perlu saya tegaskan, tidak harus "ngebut" dalam berkendara untuk kita berurusan dengan aspal. Ketika Kita sedang mengendarai sepeeda motor super pelan di jalanan yang sepi apalagi ramai, tiba-tiba terkagetkan dan tersenggol oleh kendaraan lain sehingga kendali atas sepeda motor akan hilang (tak terkendalikan). Kita akan jatuh bersama sepeda motor, rebah, terhempas atau "ngesot" di atas aspal dan kemudian minimal lecet. Bagi yang sudah pernah mengalami akan setuju mengatakan itu sakit. Mungkin juga ketika anda sedang mengemudi mobil kesayangan di jalan yang lurus, tidak ramai dan anda tida sedang dalam kecepatan tinggi. Pada saat bersamaan ada sepeda motor dalam kecepatan yang sama bergerak di sisi kiri/ kanan mobil anda dalam jarak sangat dekat dan anda tidak menyadarinya. Sebuah ayunan kecil pada roda kemudi anda, bisa jadi mendorong sepeda motor tersebut, terkejut dan terjatuh. Kembali kita bisa bayangkan apa yang dirasakan si pengemudi motor. Untuk itu agar kita tidak berurusan dengan permukaan aspal apalagi menyebabkan orang lain berurusan, sikap dan cara mengemudi yang benar perlu kita miliki bersama. Beberapa hal kecil yang perlu kita ketahui dan lakukan : 1. Berkendara itu layaknya full time job. Kta tidak bisa menyambi selama berkendara. Menyempatkan telepon, ngemil, mengatur panel audio video manual, baca-balas sms/ bb, apalagi baca buku. 1 detik dalam kendaraan melaju tanpa terkontrol penuh, kendaraan akan bergeser sekian meter tanpa terarah. 2. Kita tidak tahu apa pikiran orang/ pengendara lain. Bersikap proaktif dan berasumsi sangat dihindari dalam hal ini. Ada bahasa universal di jalan raya, seperti tanda lampu sein, klakson dan lainnya. Jika tidak ada tanda yang diberikan oleh pengendara lain, kita tidak akan tahu dia hendak kemana dan mengapa. 3. Tetaplah waspada dan jaga jarak. Perhatikan sekeliling saat berkendara, tidak ada keadaan yang terlewatkan dari pengamatan kita yang berpotensi membahayakan keselamatan kita. Mobil/ motor di titik 8 arah mata angin dekat kendaraan kita, pejalan kaki, kondisi permukaan dan marka jalan bahkan gerobak bakso yang ada disalah satu sisi jalan. Semua itu harus sempat mendapat perhatian kita. Beri jarak yang cukup dengan objek-objek tersebut, sehingga sewaktu-waktu ada perubahan gerakan mendadak salah satu objek yang mengarah kepada kita, masih ada kesemoatan kita menghindarinya tanpa membahayakan objek lainnya. jarak yang aman bukanlah dalam satuan meter, tapi satuan seberap sempat kita menghindar dengan tenang dan terukur. Masih banyak hal lain yang perlu diperhatikan. Saya yakin anda semua sudah tahu dan paham betul itu. Hanya saja apakah saat ini anda dan saya benar-benar menjalankannya selama berkendara dan berada di jalan raya. Menyadari bahwa aspal hitam itu keras, hindari sebisa mungkin tidak berurusan yang berujung perih/ sakit dengannya. Tetaplah bertindak aman di jalan raya. Tentu kita ingin pergi dan pulang ke rumah dengan selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H