Mohon tunggu...
Bob Soeryadi
Bob Soeryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Suara Pemred Kalbar

Yakin Usaha Sampai..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Malangnya Nasibmu "FaceApp"

19 Juli 2019   10:59 Diperbarui: 19 Juli 2019   21:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Jujur, saya tidak mau masuk terlalu jauh pada perdebatan Face App yang sedang booming.

Namun, apa salahnya, saya berkomentar sedikit soal Face App yang dicap 'haram' dan diduga berafiliasi dengan intelijen Rusia.

Pertama haram. Walaupun nilai agama sewaktu sekolah tidak buruk-buruk amat. Namun, sedikit banyak saya paham tentang adanya larangan tatto, operasi plastik bagi umat Muslim. Terlebih, hukum ini, juga jadi acuan (mereka) melarang penggunaan Face App.

Face App pada dasarnya hanya sebuah aplikasi mengubah wajah dalam bentuk atau format foto. Intinya "Just for Fun" belaka. Tanpa sedikitpun, merusak karunia fisik yang Allah berikan. Tentunya, jauh berbeda dengan tatto dan operasi plastik. Wallahu a'lam. Sementara itu, bila dikaitkan dengan upaya mendahului kehendak Tuhan, maka tergantung niat masing-masing.

Kedua, berafiliasi dengan intelijen Rusia. Bila negara sebesar Rusia masih menggunakan Face App sebagai alat propaganda dan konspirasi. Maka, negara tersebut akan menjadi negara yang paling mudah dihancurkan bila terjadi perang dunia ketiga.

Pasalnya, negara sekecil Brunei Darussalam saja, sudah sedikit lebih maju untuk memperoleh data maupun peta kekuatan sebuah negara.

Menurut pendapat hemat saya, polemik ini hanya semata adanya persaingan bisnis belaka. Sebab, sedikitnya ada ribuan warga yang menggunakan aplikasi ini. Bayangkan saja, seberapa besar pundi-pundi uang yang diterima oleh pembuat aplikasi ini. Tentu, dibalik itu ada efek negatif bagi kompetitor aplikasi serupa.

Sebelumnya, polemik serupa juga pernah dialami oleh produk rokok elektronik (Vape). Mereka dicecar kampanye hitam oleh produk rokok kretek.

Parahnya lagi, Stanley Meyer pencetus kendaraan berbahan bakar air, mesti bernasib nahas. Ia diduga dibunuh dengan cara diracun di sebuah warung kopi oleh perusahaan otomotif berbahan bakar minyak.

Terimakasih,
Penulis, Bob Soeryadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun