Mohon tunggu...
Diki Diolla
Diki Diolla Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Zaman Era 80-an vs Zaman Modern

22 November 2017   11:40 Diperbarui: 22 November 2017   11:52 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: thanhniennews.com

Hai temen-temen ku masih ingat tidak kita bermain di jaman tahun '80 atau '90-an pasti sobat akan merindukan saat-saat itu. Ya, di jaman itu terasa begitu indah dan damai, bisa bersosialisasi dengan teman yang masih seumuran dijaman itu. Meski saat itu semua dilakukan secara manual dan ribet menurut saya, namun kepedulian, sikap gotong royong, dan kebersamaan begitu sangat terasa banget dan sangat indah untuk dikenang sampai saat ini saja saya masih kangen suasana kedamaian di waktu aku kecil.

Berbeda dengan era saat ini, di mana teknologi seakan sudah menguasai dunia. Memang, segalanya tampak lebih mudah dengan hadirnya berbagai teknologi canggih. Namun, beberapa dampak buruk juga ikut ditimbulkan dengan semakin berkembangnya teknologi. Kurangnya bersosialisasi antara teman dan seumuran,kurangnya komunikasi, jadinya generasi yang sekarang lebih dominan hiden,seru-seruan sendiri,gak mau tau kondisi di sekitar.

Jika ingin bernostalgia aku sering mengadakan sesuatu hal semacam reuni bersama teman sekolah dasar meskipun itu waktunya terbatas, sering bercerita,dulu saat kita masih anak-anak, kita bebas berlarian ke sana kemari main kejar-kejaran bersama teman-teman tanpa rasa takut sama sekali. Tapi, saat ini kita melarang anak-anak kita untuk bermain keluar rumah karena banyak sekali bahaya yang mengintai,penculikan anak-anak dll, seperti banyak kendaraan bermotor yang melintas dan bahaya lain yang ada di luar rumah kecenderungan orang tua khawatir dengan anak semata wayangnya,dengan komitmen orang tua tidak mengijinkan anaknya keluar rumah,tetapi sang anak ada sesuatu permintaan dibelikan suatu fasilitas yang dimana anak tersebut bisa beraktifitas untuk menghilangkan penat saat di sekolah.

Dan dulu saya masih banyak menghampiri tanah-tanah kosong yang bisa digunakan sebagai tempat bermain yang menyenangkan tanpa batas sampai anak-anak seumuran saya dijaman itu bisa sekampung bermain , namun kini tanah-tanah kosong itu sudah dipenuhi oleh phunian dan pertokoan sehingga akses dalam bermain diluar rumah jadi sempit dan tidak nyaman karena banyak pengendara sepedah motor yang lalu lalang. Dulu permainan tradisional adalah salah satu hiburan bagi anak-anak, dan saya sendiri pada jaman itu saya masih merasakan betapa senengnya punya teman dari berbagai kalangan kampung sebelah, namun kini anak-anak lebih memilih duduk manis di rumah sambil menonton televisi, bermain PSP, tablet, komputer, atau smartphone yang teknologinya semakin cangih.

Dulu saat berkumpul bersama teman adalah hal yang paling menyenangkan dan banyak sekali cerita yang akan dibagikan, namun sekarang saat sedang berkumpul, sebagian sibuk dengan telepon dari pacarnya chating diberbagai media sosial, sebagian lagi sibuk dengan update status di sosial media, dan sebagian lagi sibuk dengan membalas pesan bbm.

Memang kemajuan teknologi semakin memudahkan kerja manusia, tapi kita juga kehilangan berbagai momen-momen indah yang tak bisa lagi kita rasakan seperti jaman dulu,kenangan itu selalu melekat di benakku yang dimana waktu itu tak ada batasan satu sama lain ,ruang yang terbuka,serba belajar bagaimana menciptakan permainan dan sama-sama belajar untuk melakukan hal yang konyol menurut saya. Hidupku dulu penuh tantanggan dan penuh keakraban tanpa ada batasan seperti sekarang TEKNOLOGI ,menjadi suatu batasan tersendiri buat jaman Modern sekarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun