Banyak orang dengan HIV ataupun tanpa HIV tersiksa dengan pemikiran bahwa HIV sangatlah menularkan. Demikian juga anggapan bahwa HIV sangat menular dan tidak ada obatnya sehingga orang takut dan tidak mau melakukan vct untuk tau statusnya yang berarti juga apabila orang tsb positif HIV akan terus melakukan penularan keorang lain tanpa disadarinya.Ternyata dari sebuah penelitian hanya 19% yang memahami U=U dan tidak lagi parno dengan status HIV-nya ataupun pasangannya.
Di taun 2019 maukah kita ambil peran dalam pemutusan mata rantai melalui TasP dengan mulai memberikan edukasi yang lebih tepat, tidak lagi dengan menakut2i, bicara fakta dan hal2 positif lainnya? Menghilangkan semua ketakutan yang bersumber dari slogan dan edukasi yg kurang tepat selama bertaun2?
Menurut penelitian terakhir penggunaan kondom efektif mencegah penularan HIV hingga 80% sementara VL Undetectable mencegah penularan HIV hingga 100% .
yang berarti dengan VL undetectable seorang ODHIV tidak lagi dapat menularkan kepasangannya secara sexual bahkan tanpa kondom!
Dan ini hanya dipahami oleh 19% oleh ODHIV (Orang Dengan HIV), sementara banyak orang sangat paham syarat penularan ESSE yang harus dipenuhi semuanya dan U=U menggugurkan syarat Sufficient, lalu mengapa masih meragukan U=U sementara penelitian international sudah membuktikan 100% tidak ada penularan baru HIV bila sudah Undetectable dan juga sudah diakui WHO.
Concerned terkait IMS? Jelaskan bahwa sex tanpa kondom selain berisiko kehamilan yang tidak diinginkan juga mencegah penularan IMS lain (selain HIV). Stop meneruskan ketakutan bahwa HIV akan lebih mudah ditularkan dibandingkan IMS lain.
Bukankah HIV selalu dianggap lebih menakutkan dibandingkan IMS lain termasuk dalam penularan? Lalu mengapa para penggiat bukan membantu menghilangkan ketakutan tersebut sehingga orang tidak lagi menganggap HIV sebagai infeksi mematikan sehingga mereka juga menganggap lebih baik tidak tau status HIV daripada hidup dengan HIV yang pada akhirnya akan dikucilkan karena dianggap menularkan dan tidak ada obatnya.
Mulailah penggunaan bahasa yang lebih "ramah" apabila memang mau menghapus stigma dan memberikan motivasi yang tepat agar ODHIV tidak putus obat, disaat bersamaan memberikan edukasi bahwa HIV tidak sama dengan AIDS, orang dengan HIV tidak harus selalu berakhir dengan AIDS, lalu mengapa selalu menggunakan istilah ODHA dan bukan ODHIV, sementara masih banyak orang menganggap bahwa HIV=AIDS.
#equals_id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H