ARV dan Efek samping.
Banyak sekali pertanyaan masuk terkait efek samping ARV, dari yang sekedar ingin tau sampai yang benar2 parno hingga menunda ARV.
Banyak tulisan yang berisi keluhan terkait efek samping arv yang sebenarnya hanyalah berdasarkan keparnoan karena memang tidak masuk akal. Sakit persendian, organ sex mengecil, sering merasa lemas, kulit kusam, rambut rontok, sering kesemutan, sering mimpi buruk, sulit konsentrasi hingga gangguan2 lain yang sebenarnya akibat psikosomatik (penyakit/keluhan akibat pikiran, dan bukan karena infeksi)
Hal inilah yang kemudian dijadikan "standard baku" bahwa efek samping arv adalah sama dan memang terdengar seram, termasuk kerusakan organ dalam jangka panjangnya.
Banyak sekali kasus ODHIV yang konsumsi ARV hingga lebih dari 10 taun dan tetap sehat tanpa keluhan kesehatan apapun dengan menjaga pola hidup.
Memang efek samping diawal pengobatan arv adalah pusing, mual, ruam, hingga diare....itu adalah reaksi efek samping yg sangat umum terjadi sekalipun tidak semua orang mengalami dan hanya pada arv tertentu. Efek samping itu hanyalah bersifat sementara dan akan semakin hilang dengan berjalannya waktu dan tubuh sudah mulai menyesuaikan dengan arv tsb.
Lalu apakah keluhan orang2 yang mudah mengeluh karena ketidak tauannya ini layak dijadikan referensi hingga parno dan menunda ARV? Mengapa bukan berkaca pada orang2 yang mampu bertahan lama dengan arv dan tetap sehat?
Terapkan pola pikir positif Dan pola hidup yang lebih baik termasuk asupan nutrisi, olahraga, istirahat dan pengendalian stress.
Secepatnya memulai terapi ARV, maka secepatnya HIV dapat ditekan dalam melakukan kerusakan imun lebih lanjut, yang berarti lebih cepat imunitas dipulihkan dan juga menghentikan penularan terhadap orang lain (VL Undetectable berarti tidak lagi menularkan HIV keorang lain)
Masih kurang motivasinya untuk segera arv hanya karena "takut" akan efek samping?
Bosan ARV dan butuh motivasi baru agar tetap patuh arv?
Yuk sharing dikomentar... Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H