[caption id="attachment_316265" align="aligncenter" width="624" caption="Prabowo dan Jokowi. (Foto: nasional.kompas.com)"][/caption]
"Jangan pernah meninggalkan hitam, bila ingin menjadi putih," kalimat ini bisa disama istilahkan dengan "Jangan pernah meninggalkan noda hitam, bila ingin tetap bersih."
Jika ingin menjadi pemimpin, jangan meninggalkan noda hitam. Jika ingin menjadi pemimpin jangan banyak umbar janji. Jika ingin menjadi pemimpin, sadarlah bahwa beban rakyat ada dipundakmu. Bila merasa mampu, silahkan menjadi pemimpin. Bila tidak mampu, katakan tidak mampu.
Memang tak mudah mencari pemimpin yang sadar, bahwa dipundaknya bertengger rakyat. Rakyat dengan berbagai strata ekonomi, kaya dan miskin. Sedangkan pemimpin memiliki kewajiban besar, mensejahterakan negara dan rakyatnya. Bukan malah mensejahterakan dirinya, keluarganya, kelompoknya, partainya dan mensejahterakan orang-orang yang membiayai kampanyenya.
Masa lalu calon pemimpin atau calon presiden, tentu menjadi pertimbangan saya dalam memilih.
Pemilihan Umum Legislatif 2014 hanya tinggal hitungan hari, pemilihan yang akan sangat menentukan partai mana yang akan lolos Parlemen Treshold 20% untuk dapat mengusung capresnya sendiri. Kita harus hati-hati dengan janji-janji kampanye para caleg partai, janji yang tidak bisa kita tuntut sepanjang 5 tahun kedepan.
Setidaknya ada 3 Capres 2014 yang menonjol saat ini, Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie (ARB). Sedangkan capres-capres lainnya masih saya akan anggap sebagai cawapres saja, Wiranto-HT cukup saya kasihani dan capres-capres konvensi Partai Demokrat sendiri akan terhalang oleh kekuasaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pemilik tunggal partai.
Jokowi, Capres 2014 dari PDI Perjuangan yang telah dibesarkan oleh media sebagai media darling. Omongannya yang ceplas-ceplos dan strategi blusukannya telah membius rakyat melalui surveior dan menempatkan Jokowi sebagai Capres 2014 terpopuler. Bahkan bisa dikatakan, Jokowi telah menjadi Presiden sebelum pemilu berlangsung.
Tapi langkah Jokowi menuju kursi RI-1 sepertinya akan sedikit terhalang oleh janji komitmennya untuk membenahi Jakarta.
Semua juga tahu, kalau masalah transportasi dan kemacetan di Jakarta belum tuntas diatasi oleh kepemimpinana Jokowi yang baru hitungan belasan bulan saja. Begitu pun soal banjir. Bahkan menjelang pencapresannya, polemik pembangunan Jakarta Monorail merebak dan harus segera diselesaikan oleh Jokowi.
Dihadapan lensa kamera dan juru warta, Jokowi selalu katakan "Gak Mikir... Gak Mikir..., Saya mau fokus urus Jakarta..." ketika para jurnalis menanyakan tentang pencapresannya.
Namun beberapa kalangan aktivis dan politisi menyakini bahwa, Jokowi akan diumumkan sebagai Capres 2014 menjelang pemilu legislatif dan Jokowi akan menjawab dengan kalimat "Atas desakan rakyat dan partai." Tepat!