Mungkin kata-kata cuff sering sekali terdengar dalam percakapan di kalangan pecinta denim. Seperti, “Single cuff aja bro”, “kalo di double-cuff pasti makin asik”, “jelek bos kalo cuff-nya kegedean”, dan lain sebagainya. Kali ini kami ingin sedikit iseng-iseng berbagi pikiran mengenai cuff dan cuffing pada celana jeans baik dalam hal jenis-jenis cuff, cara-cara melakukan cuff untuk tiap jenisnya, dan juga keunggulan serta fakta-fakta mengenai cuffing ini.
Cuff pada jeans pada umumnya me-refer pada melakukan lipatan di bagian leg opening sebuah jeans (atau celana lainnya) agar didapatkan efek dan hasil yang diinginkan. Pada dasarnya cuffing pada celana merupakan usaha agar celana yang dilipat mendekati panjang yang kita inginkan tanpa melakukan pemotongan pada celana. Saat ini, cuffing sering dilakukan bukan hanya untuk memanipulasi panjang celana, tetapi juga untuk mendapatkan efek-efek yang dianggap terlihat bagus dan juga beberapa teknik cuffing mendapatkan image yang berbeda dengan teknik lainnya. Sebagai contoh, untuk mendapatkan gaya miner atau biker jaman dulu, sering dilakukan cuffing dengan panjang cuff yg cukup tinggi. Efek paling umum saat ini, cuffing juga digunakan untuk menunjukkan selvage line atau hem yang memiliki ciri khas tersendiri.
Panjang Celana
ebelum masuk ke cuffing, mari kita bahas mengenai panjang celana. Pada umumnya kita tidak ingin memiliki celana jeans yang terlalu panjang melampaui panjang kaki kita. Umumnya panjang yang pas adalah ketika celana menutupi mata kaki kita. Dengan panjang seperti ini, celana masih bisa menutupi seluruh kaki dan juga menutupi alas kaki yang dipakai. Dengan panjang seperti ini pula, kita bisa memainkan bermacam-macam cuffing dan mendapatkan efek-efek yang berbeda dari setiap teknik cuffingnya. Sebagai contoh, dengan double cuff, kita bisa mendapatkan efek high-water pada celana.
Panjang cenalana menutupi sepatu
Panjang celana yang ideal
Walaupun pada beberapa jeans tertentu (skinny, leg opening kecil) panjang celana yang berlebihan bisa memberikan efek yang dikehendaki yaitu stacking. Dengan panjang celana yang melebihi panjang kaki lebih dari 2 inch, efek stacking dapat dengan mudah didapatkan. Hal yang tricky dari stacking adalah bagaimana menyusun stack dengan rapi, stack yang liar membuat tampilan celana menjadi kurang rapi dan kurang enak dilihat.
Single Cuff
Merupakan teknik paling dasar pada hal cuffing. Sangat mudah dilakukan yaitu dengan cara melipat celana 1 kali ke arah luar. Tinggi cuff bisa diatur sesuai dengan selera dan footwear yang akan dipakai. Single cuff kecil akan memberikan efek yang simple dan clean pada cela na, dan juga cocok untuk diaplikasikan pada banyak ragam footwear. Single cuff dengan tinggi yang panjang akan lebih cocok digunakan di sepatu high-cut dan juga cocok untuk mendapatkan efek dan image yang vintage.
Single cuff kecil
Single cuff sedang
Kita bisa lihat pada kedua gambar di atas, perbedaan efek bisa didapatkan pada satu metode dengan hanya membedakan tinggi cuff. Kedua tinggi cuff tersebut juga cocok untuk dipadukan dengan sepatu yang lebih bulky atau lebih besar. Seperti pada contoh di bawah ini, kedua cuff tersebut cukup versatile untuk dipadukan dengan dessert boots.
Cuff kecil pada boots
Cuff sedang pada boots
Single cuff dengan tinggi yang kecil menurut kami juga lebih cocok untuk diaplikasikan pada sneaker dan tinggi cuff yang lebih tinggi menurut kami jatuhnya agak aneh jika dipadukan dengan sneaker. Single cuff kecil juga cocok untuk dipadukan dengan sedikit stacking di atasnya. Dengan single cuff kecil dan sedikit stack, efek yang didapat adalah image yang lebih muda dan santai. Tetapi efek ini tidak terlalu cocok jika kita ingin mendapatkan efek crisp dan rapi.
Single cuff kecil pada sneaker
Single cuff kecil dan sedikit stack
Single cuff yang tinggi sering digunakan untuk mendapatkan efek vintage dan cuff seperti ini lebih cocok untuk diaplikasikan dan dipadukan dengan footwear yang bernuansa vintage atau mempunyai sifat heritage seperti work boots, dress boots, dessert boots ataupun engineer boots.
Single cuff yang sangat besar, cocok untuk dipadukan dengan boots dengan gaya
vintage
Single cuff besar Berhati-hatilah dalam menggunakan cuff yang tinggi. Cuffing pada dasarnya memberikan kesan bahwa kaki kita lebih pendek dari sebenarnya. Cuffing yang tinggi akan membuat kaki kita terlihat lebih pendek lagi. Cuffing besar seperti ini lebih cocok digunakan oleh orang-orang berkaki panjang dan bertubuh tinggi. Orang yang memiliki tubuh lebih kecil disarankan untuk tetap pada cuff kecil atau sedang untuk tidak terlihat lebih pendek.
Double Cuff
Double cuff merupakan perpanjangan atau expansion dari single cuff. Biasanya jika kita belom puas dengan panjang celana dengan single cuff, kita lakukan lagi sekali lagi lipatan ke arah luar dan menutupi lipatan pertama. Perbedaan yang paling mencolok dari single dan double cuff adalah, pertama, tampilan dari luarnya berbeda, karena pada single cuff, kita tetap dapat melihat hem-line berikut warna benangnya. Sementara dengan double cuff, warna benang dan hem-line akan tertutup oleh lipatan kedua. Perbedaan kedua adalah, karena lipatan yang dilakukan 2 kali, makan tebal bagian cuff akan berpengaruh, apalagi jika celana yang dipakai merupakan celana yang tebal (19, 21oz), perbedaan akan cukup terlihat. Double cuff kecil Double cuff kecil pada mid-high top footwear Seperti pada single cuff yang kecil, double cuff kecil juga memberikan efek yang simple dan clean. Metode double cuff ini juga tetap menjadi metode yang cukup versatile untuk diaplikasikan ke berbagai macam model footwear. Sebaliknya double cuff yang tinggi lebih cocok untuk digunakan di model footwear yang vintage dan berkesan worker. Double cuff sedang Perbedaan double cuff kecil-sedang dengan double cuff besar Ada cara lain untuk melakukan double cuffing yaitu dengan cara melakukan single cuff besar, kemudian lakukan lipatan kedua dengan hanya mengambil setengah tinggi single cuff tersebut. Hasil tampak luarnya akan sama dengan double cuff biasa, tetapi jika kita lihat di bagian dalam cuff, kita masih bisa melihat bagian hem line yang tertutup oleh lipatan kedua. Kami sering menyebut metode ini dengan nama lazy double cuffing.
Lzay double cuff. Perhatikan bahwa kita masih bisa melihat hem-line dari celana
Roll Cuff
Cuff semacam ini sengaja dilakukan dengan menggulung celana dengan agak berantakan, agar hasil yang didapat terlihat seperti sebuah gulungan, bukan lipatan. Untuk celana dengan leg opening yang besar, rolling biasanya dilakukan dengan teknik lain bernama pin roll, agar mendapatkan hasil yaitu bagian bawah celana terlihat sedikit lebih tappered. Menurut kami, roll cuff cocok digunakan untuk mendapatkan kesan santai dan juga cocok untuk digunakan ketika kita ingin mendapatkan efek high-water. Teknik ini sangat cocok digunakan dengan low-cut dan low-profile footwear seperti boat shoes dan slip-on loafer.
Paduan serasi antara roll cuffing, high-water dan boat shoes.
Faux Single Cuff
Kadang kita ingin memperlihatkan hem-line kita pada orang lain, atau bagi denim heads hardcore yang tetap ingin menunjukkan ropping effect pada jeansnya tanpa harus memotong celananya. Metode ini banyak digunakan ketika celana kita terlalu panjang untuk hanya di-single cuff, tetapi kita tetap ingin hem-line terlihat dari luar. Sebenernya metode ini merupakan metode modifikasi dari lazy double cuffing, hanya saja ketika kita melakukan lipatan kedua, kita menaruh akhir dari lipatan tepat di bawah hem-line. Faux single cuf
Trouser Cuff
Metode yang satu ini mungkin cukup jarang digunakan. Konon sebenarnya metode ini sudah ditemukan sejak jaman dulu, ketika orang-orang ingin jeansnya terlihat seperti formal trouser dengan cuff di bagian bawah. Pada jeans, jika kita melakukan cuffing, bagian dalam jeans akan sangat berbeda dengan bagian luarnya karena weft pada jeans mendominasi bagian dalam jeans (kecuali pada jeans dengan indigo dyed warp-weft). Dengan trouser cuff, kita bisa mendapatkan cuff yang mirip dengan cuff pada celana formal, tentunya cuff yang terlihat memiliki warna yang sama dengan bagian luar jeans. Trouser Cuff. Perhatikan warna bagian cuff yang sama dengan warna bagian celana lainnya Trouser cuff dilakukan dengan cara melipat cuff besar ke arah dalam 1 kali, lalu kita lakukan lipatan ke arah luar. Cuff ke arah dalam dilakukan agar ketika lipatan selanjutnya yg kita lakukan mendapatkan bagian bahan yang merupakan permukaan luarnya (warp). Trouser cuff close up Mitos, Fakta dan Lainnya Mitos mengatakan bahwa jika kita melakukan cuffing, maka fading pada bagian hem-line atau roping effect yang sering dicari para denim heads akan lambat munculnya atau bahkan tidak akan muncul sama sekali. Faktanya adalah bahwa roping effect di hem terjadi karena berbagai macam faktor kombinasi antara lain tension dari tarikan mesin jahit, reaksi bahan dengan air dan lainnya. Dengan melakukan cuff, roping effect pada hem tetap akan terjadi secara alami. Seperti sudah dijelaskan di atas, cuffing pada umumnya akan memberikan efek kaki kita terlihat lebih pendek. Maka sebaiknya cuffing dilakukan dengan hati-hati supaya kaki anda tidak terlihat lebih pendek. Cuffing yang berlebihan seperti triple cuff atau quadruple cuff juga dapat memberikan efek yang jelek ada keseluruhan tampilan anda. Cuffing yang terlalu banyak akan memberikan efek yang sangat tebal pada bagian bawah celana, anda seperti terlihat membawa gelang kaki yang besar dibandingkan dengan sebuah cuff saja. Sesuaikan metode cuff dan besar cuff pada postur tubuh anda, selain juga sesuaikan dengan efek yang ingin anda terapkan. Beberapa metode cuffing juga akan terlihat aneh jika dipadukan dengan keseluruhan outfit, jadi pintar-pintar lah untuk bereksperimen dengan cuffing dan cobalah untuk memadukan metode-metode cuffing dengan gaya anda sendiri! PS: ada gaya cuff lain yang ingin anda share? langsung saja berikan komen di bawah ini! Semoga bermanfaat, salam vintage and denim lovers!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H