Kiamat teller bank membuat tsunami PHK dan pengganguran, topik hangat ini melintas di timeline smartphone saya, ini adalah akhir jaman teller bank, pekerjaan yang merupakan batu lompatan pertama bagi para lulusan sarjana akuntansi yang bercita-cita bekerja di bank, karena penampilan mereka bersih, cantik (ganteng), dan wangi.
Kiamat teller bank merujuk pada fenomena penurunan drastis jumlah orang yang menggunakan jasa teller di kantor cabang bank, sebab  para nasabah bank lebih memilih bertransaksi dengan mobile banking atau mesin ATM. Bank-bank besar mulai mengurangi jumlah kantor cabang dan memfokuskan upaya pada pengembangan layanan digital. Banyak orang yang merasa kehilangan koneksi pribadi dengan bank mereka. Layanan perbankan seperti mobile banking memang praktis, tapi tidak memberikan sentuhan manusia seperti teller bank.
Perkembangan digital, dan kecerdasan buatan  yang masif akan membuat  beberapa pekerjaan di bank hilang, seperti teller bank, costumer service, dll. Bayangkan jumlah karyawan di sektor ini mencapai jutaan orang.
Saya baru menyadari ketika saya mau menabung untuk belanja online di shopee pada bank BNI dengan nominal Rp90.000, Pak  Satpamnya langsung menyarankan saya menuju teller. Kemudian tellernya bilang : Pak Bobby, untuk transaksi di teller nominal minimal tabungan adalah Rp 1 juta, jika nominalnya di bawah 1 juta, mohon gunakan mesin ATM. (Kamis, 22 Juni 2023).
Kemudian mata saya menatap lurus ke depan, teller yang biasanya berisi 4 orang, kini defisit 2 orang. Mereka telah dirumahkan (PHK). Keterampilan mereka dalam pencatatan keuangan telah digantikan oleh kecerdasan buatan atau mesin ATM.
Royke Tumilar, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia 1946 Tbk pun bilang, sejak tahun lalu (2022) pada CNBC Indonesia bahwa berkurangnya peran teller bank memang sudah dimulai, karena orang lebih senang bertransaksi dengan mobile banking yang membuat transaksi dengan bantuan teller sepi peminat.
Teller digantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan. Mereka tidak kenal kata libur, capek, lembur. Mereka rajin tanpa batas, dan tak pernah punya agenda demo dan naik gaji pada setiap perayaan may day yaitu Hari Buruh Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H