Mohon tunggu...
Bobby Prabawa
Bobby Prabawa Mohon Tunggu... Editor - ghost writer, copywriter, dan editor

Saya seorang ayah full time, freelance ghost writer, copywriter, dan editor yang berdomisili di Bogor. Saya aktif dalam komunitas bloger Bogor, google local guide, calon pendonor kornea mata sebagai bagian dari hobi. . Saya beralamat di gemahalilintar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Tensi di Atas 120/80 mm Hg, Auto Hipertensi?

31 Mei 2023   22:01 Diperbarui: 31 Mei 2023   22:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengukur tensi, sumber gambar : https://www.pexels.com/id-id/foto/duduk-dalam-ruangan-tekanan-darah-sukarelawan-734

Kompasianer, kapan Anda terakhir kali mengukur tensi? Setahun yang lalu atau lebih? Supaya rutin mengukur tensi, (jika memungkinkan) baiknya Anda aktif berdonor darah per 60 hari (2 bulan). Pada masa tunggu sebelum cek tensi untuk berdonor, kita bakal termotivasi untuk sehat. Berdonor darah itu menyehatkan, karena sebelum darah kita diambil, kita melewati medical check up sederhana lewat pengukuran tanda vital seperti : tensi, hemaglobin, dan ditimbang berat badan.

Tekanan darah yang normal sekitar 120/80 mm Hg. Perlu diingat, bukan berarti setiap keadaan tensi di atas 120/80 mm Hg serta merta hipertensi, dan langsung memerlukan obat. Perlu dipastikan terkebih dahulu, apakah itu nilai tensi darah sejati. Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan ulang beberapa kali selang waktu seminggu, sebelum hipertensi dengan gepeng didiagnosis. Mengapa?

Oleh karena tekanan darah sejati itu idealnya diukur saat bangun tidur pagi hari, saat belum melakukan aktifitas fisik apapun. Mengukur tensi setelah bergiat fisik, sehabis emosi bergejolak, nonton kebakaran, melihat orang berkelahi, kehilangan dompet, diputusin pacar, cenderung menghasilkan nilai yang lebih tinggi dari sejatinya. Termasuk saat mengukurnya di dokter praktik, atau puskesmas setelah kesal akibat terlalu lama menunggu. Atau Anda baru saja tiba dari perjalanan jauh mengendarai motor, dll.

Paling kurang, beristirahatlah 5 menit sebelum tensi diukur. Alat ukur tensi elektronik juga tidak akurat, bila baterainya lemah. Maka idealnya pengukuran tensi darah rutin sebaiknya menggunakan alat periksa yang sama, oleh pemeriksa yang sama , dan dengan cara yang benar. Di awal-awal tekanan darah meninggi, tubuh akan mengatur sendiri untuk menurunkannya, atau menaikkannya bila tensi sedang turun. Mekanisme otoregulasi menjadi kacau bila terlalu cepat diinterupsi obat.

Referensi 

Dr. Handrawan Nadesul, Sehat Itu Murah, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Mei 2007, halaman 181

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun