Namanya saja berandai-andai, boleh kan. Mengurus sepak bola di negeri Wakanda memang rumit. Lebih rumit dari cinta lama yang bersemi kembali.Â
Kalau cinta lama yang bersemi kembali itu palingan cuma buat sulit tidur tiga hari, mengurus bal-balan Wakanda adalah insomnia seumur hidup.Â
Apalagi ketika dipercaya sebagai exco PSSW atau Permainan Sepak-Sepakan Wakanda. Pasalnya, liga-liga di Wakanda ini seperti kisah cinta monyet. Kadang kandas di tengah jalan tanpa ada pemberitahuan. Seperti Liga Tiada Duanya PSSW yang tetiba dibekukan karena ada pesanan gorengan dari oknum klub Liga Satu Satu Aku Sayang Ibu PSSW.
Namanya saja gorengan, enak tapi bikin kolesterol kalau kebanyakan. Maka goreng-menggoreng adalah keahlian utama exco PSSW. Maklumlah, exco sepertiku cuma bisa menggoreng, bukan menggiring bola.
Aku sebagai exco sih jago juga menggiring. Menggiring opini dengan tanda tangan palsu dari sejumlah perwakilan 20 klub Liga Tiada Duanya PSSW.Â
Karena itu PSSW yang aku urusi tak kunjung berprestasi. Jangankan bermimpi main Piala Dunia Dalam Berita empat tahun lagi. Lha wong lawan tim nasional tetangga sebelah aja masih payah.Â
Aku sebagai exco memang bak bangkai kapal Titanic. Tak tersentuh. Meskipun netizen teriak-teriak "Mundurlah exco", aku tetap tenang di kantorku yang adem itu. Maklum, kalau sudah di atas, anginnya memang dingin. Sulit untuk turun meski celana sudah sobek-sobek dan bikin malu.Â
Lho kok sampai ke celana, sih? Bukannya kita sedang bicara sepak bola? Apa hubungannya celana dengan sepak bola?Â
Ternyata ada. Pemain sepak bola perlu celana. Tentu saja, ada pemain sepak bola yang bebas tidak pakai celana. Ini bukan vik-tor alias vikiran kotor.
Pemain sepak bola yang tidak perlu pakai celana adalah pemain sepak bola gajah. Artinya ya main sepak bola gajah. Itu boleh telanjang.