Anonimitas di tengah massa suporter bisa berubah jadi aksi beringas. Persis seperti yang terjadi di GBLA dan Kanjuruhan.Â
Pengalaman menonton langsung di Eropa
Hal berbeda diterapkan di negara-negara maju, misalnya di Jerman. Diterapkan pengawasan terhadap suporter yang membeli tiket masuk. Jumlah penonton dan tiket masuk sudah diatur agar tidak melebihi batas.
Penjualan tiket mengandaikan identitas pembeli. Anonimitas massa diusahakan tidak terjadi. Kamera pengawas (CCTV) dipasang di penjuru stadion. Petugas keamanan disesuaikan jumlahnya dengan proporsi penonton.Â
Sementara di Kanjuruhan, oknum penonton anonim merajalela. Menyerang tim lawan dan petugas keamanan. Akhirnya petugas keamanan yang tak sebanding jumlahnya pun bereaksi dengan represif.Â
Di antara para korban tewas, banyak yang belum dapat diidentifikasi. Mengapa? Karena mereka bagian dari massa anonim itu.
Anonimitas ini membuat penonton bisa leluasa masuk stadion tanpa harus membawa kartu identitas. Anonimitas membuat korban berjatuhan.Â
Nasib Indonesia tuan rumah Piala Dunia U20
Tragedi kerusuhan Kanjuruhan memantik pertanyaan serius. Akankah Indonesia masih dipercaya FIFA menjadi tuan rumah Piala Dunia U20?
Kapan Piala Dunia U20 dilaksanakan? Menurut jadwal, dari 20 Mei 2023 - 11 Juni 2023 Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20. Ajang yang menjadi sorotan dunia karena akan hadir para pemain muda calon bintang masa depan sepak bola dunia.
Jika FIFA mempelajari runtutan tragedi GBLA dan Kanjuruhan, bisa jadi FIFA menemukan bahwa Indonesia memiliki masalah serius dalam manajemen penonton di stadion.