Warga Kota Yogyakarta dan sejumlah wilayah sekitarnya saat ini sedang menghadapi darurat sampah. Akibat penutupan TPST Piyungan di Kabupaten Bantul selama beberapa hari terakhir, sampah menggunung.Â
Libur Idulfitri dan kunjungan wisatawan ke Kota Pelajar semakin membuat sampah bertumpuk-tumpuk di penjuru kota Yogya. Pemkot kewalahan. Diperkirakan, sampah setelah Lebaran dan turisme belakangan ini mencapai 40 ton.
Volume sampah Kota Yogya tak sebanding TPS
Tahukah Anda bahwa "diam-diam", Kota Yogyakarta mampu menghasilkan sekitar 300 ton sampah per hari? Sampah sebanyak ini rata-rata didominasi sampah organik.
Sampah organik ini antara lain berasal dari pasar-pasar tradisional dan juga sampah rumah tangga. Sifat sampah organik yang cepat busuk membuat problematika sampah Yogyakarta semakin akut saja.Â
Yogyakarta selama ini mengandalkan TPST Piyungan di Kabupaten Bantul sebagai tempat penampungan sampah untuk kota dengan warga sejumlah 373,6 ribu jiwa menurut sensus 2020. Penting dipahami, sampah Yogya bukan hanya sampah warga Kota Yogyakarta saja.
TPST Piyungan menampung sampah dari Kota Yogya, Kab. Bantul, dan Kab. Sleman sekaligus. Belum lagi sampah dari para pendatang dan turis.Â
Sleman berpenduduk 1,13 juta jiwa pada 2020. Bantul berpenduduk nyaris 1 juta jiwa. Artinya, TPST Piyungan menampung sampah dari setidaknya 2,3 juta warga.Â
Biang keladi sampah Yogya dan hikmah untuk tata kelola sampah Indonesia