Di tengah upaya pemerintah untuk memajukan pelosok Nusantara, kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak tetap dialami sebagian anak bangsa. Sebagian memutuskan untuk menjadi pekerja migran di luar negeri.
Sayangnya, sebagian pekerja migran Indonesia akhirnya menemui perlakuan buruk dari agen dan majikan. Sebagian masuk perangkap perdagangan manusia.Â
Sejatinya, setiap manusia berhak untuk hidup dengan rasa aman. Tanpa penindasan, tanpa kekerasan. Akan tetapi, hingga kini pun masih banyak perempuan dan anak-anak yang menjadi korban perdagangan manusia atau human trafficking.
Para insan budiman, termasuk Suster Laurentina SDP (dahulu disebut suster PI) dan kawan-kawan mencoba membantu para korban perdagangan manusia dengan membuat shelter penampungan sementara untuk mereka.
Namun sayang, saat ini Suster Laurentina SDP hanya mampu memberikan tempat seadanya di aula biaranya yang menyatu dengan gudang dan ruang kerja.
Shelter / rumah aman yang dikelola masih sederhana dengan fasilitas seadanya. Suster Laurentina SDP memiliki rencana merenovasi rumah aman dan kantor, serta melengkapi beberapa ruangan tambahan.
Akan dibangun pula ruang arsip, dan aula untuk kegiatan para korban dalam rangka pemberdayaan.Â
Atas nama kemanusiaan, mari kita bersama berikan ruang aman untuk pulihkan para korban perdagangan manusia melalui donasi untuk Rumah Aman yang dikelola Suster Laurentina dkk.
Suster Laurentina merelakan diri untuk menyambut jenazah pekerja migran Indonesia yang tiba dalam kargo di Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur.