Ada danau di hatimu. Danau yang selama ini menyimpan dalam-dalam segala keluh kesah dan gelisah.Â
Ada danau di hatimu. Danau yang tampak tenang pada permukaan, namun deras berpusar dalam gundah.Â
Ada danau di hatimu. Tempat bermuara sungai-sungai kesedihan dan kebahagiaan. Tempat dedaunan senja berguguran. Pertanda tiada yang kekal di bawah kaki langit bagi janma manusia.Â
Ada danau di hatimu. Dengan dermaga-dermaga mungil di tepian. Pelabuhan untuk setiap insan yang engkau temui di persimpangan kehidupan.Â
Ada danau di hatimu. Sumber mata air untuk air mata. Air mata yang berbicara lebih lantang dari aksara cinta yang kian kehilangan makna.
Ada danau di hatimu. Dalam wening samadi di tengah gemuruh bawana yang riuh engkau akan melihat bening tirtanya.Â
Mari, dindaku, langkahkan kakimu dari istana mayapadamu yang nyaman. Naiklah sampan bernama keteduhan bersamaku. Suatu hari kita akan berlabuh di alam sunyata: di danau hatimu.
7/3/22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H