malam Kyiv yang gigil
desing peluru saling memanggil
aroma mesiu mendupai jiwa-jiwa yang telah diambilÂ
serdadu muda Rusia itu telah lelah berlindung.
hatinya mendung.
gugur sudah rekannya tak terhitung
disobeknya baju dalam putihnya yang ternoda sepercik darah
diikatkannya pada ujung senapan dalam gundah
dikibarkan pertanda menyerah.Â
sang mentari perlahan bangkit dari peraduan
menyibak reruntuhan dan korban pertempuran
pula serdadu Rusia tersisa dalam ketakutan.Â
diraihnya saku, mengambil foto ibu nun di Moskow sana
mungkin sebentar lagi tentara Ukraina mengambil nyawanya
dalam gelisah ia daras doa-doa.Â
"hei, kawan, mari kita ke markas kami
luka-lukamu kita obati
sepotong kue Ukraina untukmu yang terlalu lugu untuk mati
serdadu Rusia nan belia tak kuasa menahan derai air mata
dikasihi musuh yang berusaha dihancurkannya
di Kyiv ia terlahir kembali sebagai manusia
***
Fajar Maret 2022. Berdasarkan kisah nyata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H