Dalam kehidupan manusia, ada suka dan duka. Demikian pula dalam kebersamaan kita dengan pasangan hidup dan atau rekan kerja. Ada waktu tersenyum. Ada waktu menangis.
Akan tetapi, ternyata tidak selalu otomatis kita ikut mensyukuri prestasi pasangan dan rekan kita. Dalam sejumlah kasus, yang terjadi justru sebaliknya.
Umpama, suami merasa terancam dengan karier istrinya yang melesat tajam. Sinta merasa makin tertinggal dari Arjuna, kekasihnya yang naik jabatan dengan cepat. Upin merasa tidak nyaman lagi berkawan dengan Ipin yang lebih berprestasi darinya.
Ada sejumlah alasan mengapa kita sulit mensyukuri prestasi pasangan dan rekan kita sendiri:
1. Merasa tersaingi
Pencapaian orang lain kita anggap sebagai ancaman bagi diri kita. Diri kita seolah menjadi kurang berharga di hadapannya.
2. Takut ditinggalkan
Prestasi seseorang memang bisa saja membuatnya semakin sombong dan merasa lebih berkuasa. Prestasi pasangan atau rekan bisa membuat diri kita merasa takut ditinggalkan.Â
3. Tidak percaya diri
Kadangkala sumber kesulitan itu berasal dari diri kita sendiri. Kita tidak cukup percaya diri sehingga ketika orang lain berprestasi, kita merasa rendah diri.Â