Di kalender yang bosan menampung penantian
engkau tuliskan lagi coretan
tanda gaji tak seberapa yang tak jua dibayarkan
Pada segelas kahwa yang telah mendingin
kepahitan robusta dan hidupmu menyatu dalam ingin
mimpi membangun bahtera telah jadi anginÂ
Â
di dadamu hanya ada api membara
bukan amarah, hanya gundah gulana:
keadilan telah lama pergi mengelanaÂ
Â
di malam nan syahdu nian
engkau, si honorer merindu bulan:
entah berapa purnama, dirimu dilupakan
***
fajar Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H