Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Layangan Putus

29 Desember 2021   06:35 Diperbarui: 30 Desember 2021   03:45 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Layangan Putus terinspirasi kisah Mommy ASF - Photo by Lenstravelier on Unsplash 

mega berselaput gemawan
percakapan denganmu bersimbah pertanyaan
mengapa akhir-akhir ini tiada balasan pesan

tiadakah engkau mencium harumnya cintaku
pada bajumu yang aku seterika dengan rindu
pada masakan kesukaanmu yang kuramu?

tidakkah engkau ingat pada dara mungil
terbangun lantas nama ayahnya ia panggil
dalam hening malam yang gigil?

waktu kita bersua sekian warsa silam
apakah mataku tlah terpikat syaulam
hingga tiap katamu terasa bak nalam?

kekasih, jalan kita menirus
layangan yang kita pandu nyaris putus
janganlah permainkan hati puan nan tulus

***

 penghujung 2021, untuk para pengarung bahtera

fiksi belaka; terinspirasi kisah nyata Mommy ASF 

syaulam: mantra untuk membiuskan; nalam: gubahan syair

menirus: makin ke ujung makin kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun