Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Pelabuhan Persinggahan Hati

17 Desember 2021   10:34 Diperbarui: 17 Desember 2021   10:39 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi difabilitas "Di Pelabuhan Persinggahan Hati" - Unsplash/Ha Nguyen

sampan-sampan pengarung kehidupan
menyampaikan rasa hati tak terucapkan:
air tawar dan air laut akhirnya berpautan
di pelabuhan persinggahan hati para insan

rembang petang ini kirana candra membayang
pada netraku dan netramu telanjang
memandang camar terbang lalulalang
seolah menarikan ribang tak terbilang

lima puluh tahun lalu
bidukku dan bidukmu beradu
dalam sebuah perjumpaan penuh misteri
di sebuah pelabuhan persinggahan hati

tak kuduga-duga
diriku yang lata engkau cinta
dengan kasih yang baka
dengan sabar nan daim adanya

diriku dan dirimu tlah menyatu
dalam sasmita ganjil namun padu
tarian dua insan rapuh
di bawah baskara mencoba tetap utuh

setelah lima dasawarsa
aku, pria dengan kursi roda
engkau sambut dengan ranum senyum yang sama
ternyata bukan dermaga ini, duhai dinda:
engkaulah pelabuhan hatiku sesungguhnya

***

desember 2021, untuk para pengarung samuderasmara

[ribang: kata arkaik rindu; sasmita: isyarat tubuh]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun