di dingin musim yang membekukan agni semesta memanggil insan untuk hibernasi: sejenak memungut arti dari hari-hari kemarau bahtera kita yang seolah tiada arti
*
di pelukan salju yang sendu ada rindu tak terobati, bukan pada mentari yang malu-malu sembunyi: ini rindu pada pucuk-pucuk hijau pengampunan di dua hati yang telah kenyang melukai dan dilukai
*
di netra kita yang sayu masih ada sejumput asa yang menolak padam, meski sanubari kita telah dijejali dendam masa silam:Â
ah, hatiku dan hatimu tak terbuat dari luka-luka yang diperam
*
konon, hati janma terbuat dari misteri cinta yang lebih kuat dari maut dan nyalanya takkan padam oleh limpahan lautan:Â
duhai dindaku, taruhlah aku kembali pada meterai sanubarimu yang kinantanÂ
***