Aku yang pusing. Perlu dana besar untuk memberangkatkan Dodo dan mamanya. Uang dari mana?Â
Hasil menulisku tidak seberapa. Setelah putar otak, aku punya ide. Mencarikan maskapai penerbangan yang mau memberi tiket diskon dari Borneo-Jakarta-Medan.Â
Aku nekat menghubungi sebuah maskapai penerbangan. Sayangnya tiada tanggapan untuk surel yang kutulis dengan penuh cinta itu. Padahal, jika ditanggapi, aku rela jadi tukang iklan seumur hidup untuk maskapai yang peduli orang miskin😊.Â
Aku kembali memeras otak. Di Kompasiana, aku kenal seorang Kompasianer yang adalah dokter tentara. Aku dan dokter tersebut berusaha mencari informasi kapal laut TNI yang mungkin punya rute Jakarta-Medan.Â
Sayangnya, waktu itu tiada jadwal kapal TNI dengan rute itu. Terima kasih, Dok. Kita sudah berusaha.Â
Kurang jutaan rupiah. Aku mencoba menghubungi beberapa kompasianer yang sudah cukup akrab. Sekadar menanyakan, siapa yang bisa membantu Dodo.Â
Syukurlah, beberapa Kompasianer tergerak hatinya untuk menyumbang dana. Akhirnya Dodo bisa berangkat dengan dana sumbangan dari banyak pihak, termasuk rekan-rekan Kompasianer.Â
Syukur kepada Tuhan YME, Dodo menjalani terapi dengan sabar. Tiga kali operasi hingga kakinya bisa sembuh.Â
Kendala saat akan pulang
Kendala terjadi saat hendak pulang dari Sumatera Utara ke Borneo. Di tengah pandemi, sulit sekali mencari orang yang bisa mendampingi dan mengantar ke Medan.Â
Aku teringat, ada seorang sahabat Kompasianer yang budiman di Sumatera Utara. Aku hubungi via telepon.Â