Mengapa Yesus, seorang tukang kayu semasa hidup-Nya, memilih para murid pertama-Nya dari kalangan nelayan?
Mengapa Yesus tidak mengajak orang-orang yang memiliki pekerjaan dan hobi yang sama dengan-Nya sebagai tukang kayu dan bangunan sebagai murid pertama-Nya? Mengapa pula bukan gembala atau petani?
Tentu hal ini bukan berarti Yesus memandang rendah para tukang kayu dan para pekerja lain. Yesus sendiri sebagai anak tukang kayu (Mat 13:55) menyerap banyak sekali ilmu dan kebijaksanaan dari Santo Yusuf, seorang tukang kayu.
Lantas, mengapa Yesus memilih nelayan sebagai murid-murid pertama-Nya (Mrk 1:16-20 ; Luk 8:2)? Apa yang membuat para nelayan istimewa sehingga layak dipilih Yesus sebagai para murid pertama-Nya?
Yesus dan para nelayan
Yesus meninggalkan desa Nazaret ketika ia berumur kira-kira 30 tahun (Luk 3:23). Ke manakah tujuan Yesus?
Setelah mengalami pencobaan di padang gurun dan penolakan di Nazaret, Yesus pergi ke Kapernaum di tepi Danau Galilea (Genesaret lih. Luk 5:1 atau Tiberias lih. Yoh 6:1 dan 21:1). Setelah mengadakan mukjizat tangkapan ikan dalam jumlah besar, Simon Petrus dan kedua temannya, Yakobus dan Yohanes, meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus (Luk 5).
Mengapa Yesus pilih nelayan?
Mengapa Yesus memilih para nelayan sebagai murid-murid pertama-Nya? “Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mrk 1:17). Kiranya ada dua alasan pokok.
Pertama: kecerdasan nelayan
Nelayan memang dikaitkan dengan pekerjaan fisik yang berat. Akan tetapi, nelayan pada abad pertama di Danau Galilea tidak hanya mengandalkan otot dalam mencari nafkah.
Para nelayan Danau Galilea bergaul dengan banyak pedagang luar daerah. Tampaknya para nelayan di Danau Galilea bisa berbahasa Yunani, Ibrani, dan Aram karena para pedagang yang membeli ikan berasal dari berbagai daerah.