pria itu masih lelap dalam rasian
kala wanodya paruh baya itu memantik perapian
lantas merebus kahwa kesukaan
kokok kinantan berkumandang memecah subuh
sang lelaki pun membangkit tubuh
tersaji aroma bijibiji pilihan terseduh
harum wangi yang membawanya ke masa silam
kala hujan deras mempertemukan dua insan
berteduh di emperan warung kopi pinggiran
sang paramarta itu kini telah menua bersama dirinya
lima puluh warsa dalam bahtera yang sama
walau kadang si lelaki dan si puan tak seirama
"sudah sepuluh tahun tak berputra, tinggalkan saja dia"
suarasuara tetangga dan saudara itu masih bergema
tetapi sang pria dan wanodya memilih menutup telinga
di dinding kuning kusam terpasang sebuah foto ceria
bocahbocah asuhan dengan senyum bahagia:
tak harus darah daging tuk mencintai sepenuh jiwa
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H