Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Saatnya Berbagi Parcel Lebaran Ramah Lingkungan dan Rendah Jejak Karbon

8 Mei 2021   11:19 Diperbarui: 9 Mei 2021   20:37 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerajinan anyaman khas Indonesia yang bisa dijadikan oleh-oleh saat berlibur (Dok. SHUTTERSTOCK/aiko_koni) via Kompas.com

Momen Lebaran menjadi perayaan kebersamaan bagi bangsa Indonesia yang beragam. Di kampung saya, sebelum pandemi terjadi, Lebaran selalu semarak dengan aneka kegiatan.

Bersih-bersih desa, silaturahim antarwarga, dan juga berbagi bingkisan Lebaran menjadi budaya adiluhung yang terus dijunjung.

Berbicara tentang parcel Lebaran, ada banyak pilihan. Yang lazim adalah penganan, perlengkapan rumah tangga, peralatan ibadah, dan pakaian. Tentu niat mulia di balik tiap parcel adalah ketulusan untuk bersilaturahmi dan bersaudara. 

Banyak orang belum menyadari dampak parcel tak ramah lingkungan. Demikian pula, mungkin kita belum berpikir mengenai alternatif parcel Lebaran ramah lingkungan dan rendah jejak karbon. Mari kita ulik!

Parcel dan sampah tak terurai

Kita tidak bisa menutup mata kita dari kenyataan bahwa parcel Lebaran pun bisa menimbulkan sampah yang tidak terurai. Biasanya pembungkus parcel terbuat dari bahan sulit terurai seperti plastik.

Sayangnya, ada pula parcel yang sebenarnya isinya tidak seberapa, namun dilapisi bungkus plastik berlapis-lapis. Hal ini makin memperparah dampak ekologis yang ditimbulkan.

Parcel dan sampah makanan

Kita sering mendengar, adanya oknum nakal yang menjual makanan kedaluwarsa dalam parcel Lebaran. Seringkali didapati parcel dengan makanan dan minuman yang sudah tidak layak konsumsi lagi di toko-toko.

Selain itu, belum tentu si penerima dan keluarganya menyukai makanan dan minuman yang kita kirim sebagai parcel Lebaran. 

Makanan dan minuman kedaluwarsa dapat menimbulkan sampah makanan. Indonesia menurut survei The Economist menduduki peringkat kedua negara dengan sampah makanan terbanyak di dunia.

Baca selengkapnya: 7 Kiat Cerdas Gaya Hidup Minim Sampah Makanan Mulai dari Rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun