Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jika Bisa Bahagia Jadi Penulis Jujur, Mengapa Harus Bersandiwara?

17 April 2021   10:27 Diperbarui: 17 April 2021   17:48 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penulis jujur bahagia - Photo by Bermix Studio on Unsplash

"Dunia ini panggung sandiwara/Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani/Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan/Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara?/Mengapa kita bersandiwara?
"

Lirik lagu Nicky Astria itu masih relevan bagi kita, apa pun peran yang kita mainkan. Kita bisa pula menjadi penulis yang jujur atau penulis yang bersandiwara. 

Saya akui, godaan sangat besar dan banyak untuk menjadi penulis tidak jujur. Apa arti menjadi penulis jujur, tanpa bersandiwara? Kejujuran penulis lebih luas dari sekadar tidak menjiplak.

Kejujuran penulis adalah pertanggungjawaban nurani pada Tuhan dan sesama manusia.

It's all about the money

Kita melanglang buana sejenak. Pindah ke lagu mancanegara. "It's all about the money/ It's all about the dum dum didudumdum/I don't think it's funny to see us fade away " Demikian lirik lagu All About the Money yang viral berkat Meja (nama penyanyinya).

Konon uang sangat berkuasa. Bahkan ada yang menyebut uang sebagai yang maha kuasa. Uang atau harta masuk dalam tiga "ta" yang menggoda tiap pria: harta, tahta, wanita.  

Godaan uang tidak halal juga menggoda saya dan Anda sebagai penulis. Beberapa pengalaman berikut menjadi gambarannya.

1. Tergoda menjiplak atau meniru artikel orang

Saya pernah terjerumus dalam godaan meniru artikel orang. Artikel sebuah media daring saya tiru dan saya olah dengan sedikit mengubah kata-kata. Sejatinya mesin pendeteksi plagiarisme meloloskan artikel tiruan itu.

Akan tetapi, pada akhirnya bau busuk akan tercium juga. Label pilihan dari Kompasiana dicabut. Artikel itu saya hapus demi menghormati penulis asli yang sudah bersusah payah menganggit karya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun