Teknik sundulan dan insting bermainlah yang akhirnya menjadi faktor lain yang juga menentukan dalam terciptanya gol oleh pemain berbadan pendek. Apa yang Amad Diallo lakukan mengingatkan kita pada gol Messi yang menaklukkan kiper raksasa MU, Edwin van Der Sar pada final Liga Champions 2009.
Messi yang "cuma" setinggi 170 cm bisa membobol gawang van der Sar yang tingginya 197 cm. Gol sundulan Messi itu juga berkat teknik tinggi dan insting bermain, bukan semata karena tinggi badan. UEFA bahkan membuat video khusus untuk mengenang gol ajaib ini pada 2017 :)
Pemain Indonesia pendek tapi bisa juga cetak gol sundulan bagus
Para pemain Indonesia sejak lama selalu identik dengan pemain bertubuh pendek yang "selalu kalah dalam duel udara". Demikianlah komentar rata-rata pengamat dan penggemar sepak bola ketika Indonesia menghadapi tim-tim dengan pemain berbadan  lebih tinggi.
Benarkah harus selalu demikian? Ternyata tidak. Coba tengok gol sundulan ajaib Bambang Pamungkas melawan Kuwait pada 2011. Sayang saya tidak paham bahasa Arab. Saya hanya bisa menebak-nebak kekaguman para komentator Kuwait pada gol Bepe20, julukan Bambang Pamungkas.
Bambang Pamungkas yang hanya setinggi 170 cm mampu menyundul bola di tengah kawalan para pemain jangkung Kuwait. Bola sundulannya menaklukkan pula kiper raksasa Kuwait.Â
Gol itu sempat membawa Indonesia unggul 0-1 melawan tuan rumah. Sayang sekali, Kuwait berhasil mencetak dua gol sehingga Indonesia pun kalah.Â
Akan tetapi, gol sundulan ajaib Bambang Pamungkas tetap dikenang sebagai salah satu gol terbaik Timnas Garuda sepanjang masa.Â
Mungkin hanya gol salto membelakangi gawang Widodo C Putro yang bisa dikatakan "lebih baik" dari gol Bambang melawan Kuwait itu. Uniknya, gol salto Widodo juga dicetak melawan Kuwait. Bedanya, gelaran kala itu adalah Piala Asia 1996.Â
Sudah beberapa kali Timnas Garuda mencari pemain berpostur tinggi untuk menutup kelemahan pendek badan rata-rata pemain kita. Bahkan langkah naturalisasi pemain juga dilakukan. Sayangnya, usaha ini belum berbuah manis.