Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kulihat Lagi Surga di Netramu nan Jelita

7 Maret 2021   18:16 Diperbarui: 7 Maret 2021   19:21 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi netra jelita - Photo by Allef Vinicius on Unsplash

Di netramu terlukis jelas padaspadas kehidupan keras. Sulaman yang retas kala pangeran impianmu menjelma tiran ganas. Gelombang prahara yang bertubitubi menghantam bahtera kokoh yang nyaris kandas. 

Di netramu tergambar samar segumpal sesal. Tentang utang yang belum terbayar pada setia yang kekal. Tentang mengalah yang tak selalu kalah. Tentang harmoni indah yang nyaris berakhir dengan gundah.

Di netramu terbayang sosok gadis kecil nan centil. Dari rahimmu dulu suarasuara kabil itu hendak merenggut si mungil. Dan engkau memilih menutup daundaun telinga demi dia yang bagimu tak terambil.

Di netramu tercermin sujud dan sembahyang tak terbilang. Khianat yang engkau balas dengan sayang. Serapah yang engkau timpali dengan berserah. 

Di netramu nan jelita kini kulihat lagi surga. Sebab api benci neraka yang aku sulut telah engkau padamkan dengan bulirbulir air mata. Di netramu nan jelita kulihat kembali samudera tirta amarta. Terlambat aku, lelakimu yang membuta, menyadarinya. Sesalku di ujung cerita. 

Namun netramu nan jelita kembali memandangku tanpa menista. Seperti kala netra kita yang masih remaja bersua di bawah purnama. Waktu itu, ternyata akulah yang pertama bilang cinta.

pojokhati, maret 2021, untuk para pengarung samudera cinta.  

kisah fiksi belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun