Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Dua Alasan Komjen Listyo Perlu Pelajari Cara Kerja Polisi Jepang

21 Januari 2021   20:09 Diperbarui: 22 Januari 2021   19:26 2069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak hal menarik yang dikemukakan Komjen Listyo Prabowo, calon tunggal kapolri baru dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, Rabu (20/1/2021).

Listyo menyadari, banyak yang perlu dibenahi dalam tubuh Polri. Perwira berusia 51 tahun ini mengharapkan bahwa ke depan, anggota polantas turun ke lapangan hanya untuk mengatur lalu litas. Tidak perlu lagi polantas menilang secara manual. Tilang elektronik menjadi metode yang diharapkan digunakan luas di masa depan.

Sudah rahasia umum, kenakalan oknum anggota kepolisian terjadi kala turun ke jalan. Kita tentu masih ingat kejadian yang viral beberapa waktu lalu. Seorang turis Jepang mengaku diperas oleh oknum polisi lalu lintas di Bali. Ia diminta membayar total satu juta rupiah.

Untungnya si turis merekam diam-diam kejadian tersebut. Ia mengunggah di YouTube dan lantas jadi heboh. Momen itu memang mencoreng citra Polri, namun juga menjadi pelajaran berharga demi perbaikan kinerja.

Polantas sebagai Ujung Tombak Polri

Listyo paham betul, polantas adalah ujung tombak Polri. Apa yang dilakukan polantas menjadi sorotan masyarakat. Sebut saja kebaikan-kebaikan yang dilakukan polantas pada warga. 

Twitter TMC Polda Metro Jaya
Twitter TMC Polda Metro Jaya
Contoh nyata, seorang anggota polisi menjadi viral karena dia menyelamatkan seorang penumpang TransJakarta yang terkena serangan jantung. Sang anggota Satlantas Polda Metro Jaya bernama Bripka Sigit Prabowo menggendong David ke rumah sakit terdekat pada Jumat (14/2/2020).

Demikian pula sebaliknya, jika anggota polantas melakukan pemerasan atau korupsi, citra Polri tercoreng. Oleh karena itu, Komjen Listyo ingin mengubah perlahan sistem tilang manual yang rawan penyelewengan. Setidaknya ini mengurangi peluang korupsi di lapangan.

Tindakan Represif Berlebihan oleh Oknum Polisi Kita

Upaya Komjen Listyo untuk membenahi transparansi tilang dengan penerapan e-tilang secara lebih meluas patut kita apresiasi. Akan tetapi, sebenarnya soal tilang manual bukan permasalahan pokok yang harus dibenahi Polri saat ini.

Polri masih harus mencari solusi untuk penggunaan kekerasan dan kewenangan secara berlebihan di lapangan. Tindakan represif aparat dalam menangani demo dan menindak tersangka pelaku kejahatan masih mudah kita temui. Kasus terakhir yang sangat kontroversial adalah penembakan kilometer 50 terhadap sejumlah anggota sebuah ormas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun