"Aku mau nulis, tapi kok malu, ya? Aku nggak bisa nulis bagus."
"Sudah aku tulis draf naskah, lalu aku baca lagi ternyata amburadul. Nggak jadi, deh aku kirimkan."
Demikian contoh ungkapan banyak calon penulis dan penulis pemula ketika hendak memulai perjalanan sebagai penulis. Biasanya ada rasa malu dan tidak percaya diri.
Sebenarnya perasaan malu dan nggak pede itu biasa saja. Para penulis handal pun kiranya mengalami pada awal perjalanan mereka. Tidak perlu merasa aneh bila rekan-rekan calon penulis dan penulis muda mengalami hal serupa.
Menerima perasaan malu dan kurang percaya diri
Langkah pertama untuk mengatasi perasaan malu dan kurang percaya diri adalah justru dengan menerima, bukan mencoba menghindari perasaan-perasaan itu.
Ungkapkan saja dengan nada humor pada catatan akhir tulisan kita, sejauh memungkinkan. Misalnya di akhir artikel blog pertama kita, kita bisa menulis: "Ini tulisan pertama saya, jujur masih grogi. Ngetik aja jari-jari gemetaran. Mohon bimbingan dan masukan, ya."
Bisa juga ketika mengunggah di medsos, kita beri keterangan: "Duhai netizen mahabenar, jangan bully dulu. Gue masih newbie, nih."
Nekat saja unggah tulisan perdana
Dalam hidup kita perlu nekat juga. Tentu nekat dengan perhitungan. Bukan total nekat.Â
Mengunggah tulisan perdana perlu kenekatan.