Setiap tanggal 10 November, kita memperingati Hari Pahlawan. Penetapan tanggal 10 November tiap tahun sebagai Hari Pahlawan terkait erat dengan peringatan Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945.
Kita sudah berkali-kali membaca dan mengucapkan kata pahlawan, tetapi mungkin kita belum tahu dari bahasa mana berasal kata pahlawan tersebut. Kita juga mungkin bertanya-tanya, "Mengapa para pahlawan perempuan tidak disebut pahlawati dengan akhiran -wati, seperti kita menyebut seniwati?"
Sejarah Hari Pahlawan 10 November
Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigjen AWS. Mallaby memimpin para serdadu Inggris yang datang ke Surabaya. Para tentara Inggris ini merebut aneka bangunan penting. Mereka juga mendistribusikan pamflet berisi perintah agar pejuang arek-arek Surabaya menyerah kepada tentara Inggris.Â
Rakyat Surabaya menolak perintah untuk tunduk pada penjajah. Bahkan perlawanan rakyat Surabaya sampai menewaskan Brigjen Mallaby dalam baku tembak 31 Oktober 1945 di Bank Internio (Jembatan Merah).Â
Disulut kemarahan, Mayjen Mansergh yang menggantikan Mallaby mengancam pelaku pembunuhan Mallaby. Para pelaku harus menyerahkan diri paling lambat 10 November 1945 pukul 06.00 pagi. Jika ancaman ini tidak diindahkan, serdadu Sekutu akan meluluhlantakkan Surabaya.Â
Rakyat Surabaya kembali menunjukkan patriotisme. Ultimatum Sekutu tak dipedulikan. Pecahlah pertempuran dahsyat yang mengakibatkan gugurnya banyak pahlawan bangsa.
Penetapan 10 November sebagai Hari Pahlawan dituangkan dalam Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Ditilik dari asal katanya, kata pahlawan berasal dari gabungan dua kata bahasa Sanskerta, yaitu phala dan akhiran -van. Kata phala dalam bahasa Sanskerta memiliki arti kata yang beragam, antara lain: buah, akibat, keuntungan, barang rampasan, hasil, dan keuntungan.
Sementara akhiran atau sufiks -wan diserap dari kata bahasa Sanskerta -van atau -vati. Sufiks -wan memiliki alomorf -man dan -wati.Â
Alomorf adalah anggota morfem yang sama, yang variasi bentuknya disebabkan pengaruh lingkungan yang dimasukinya. Misal, morfem ber- mempunyai alomorf ber-, be-, dan bel-.Â
Sufiks atau akhiran -wan dan -wati memiliki aneka makna. Umpama,
- orang yang ahli dalam bidang tertentu: ilmuwan, fisikawan, dan sastrawan.
- orang yang mata pencarian atau pekerjaannya dalam bidang tertentu: wartawan, pustakawan.
- orang yang memiliki barang atau sifat khusus: dermawan, setiawan.
Kata pahlawan dapat kita golongkan dalam kelompok mana? Kiranya kata pahlawan dapat kita kategorikan dalam kelompok ketiga, yaitu orang yang memiliki sifat khusus.
Menurut KBBI edisi V, seorang pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani.
Penting dicatat, jika kita kembali ke makna dalam bahasa Sanskerta, seorang pahlawan dapat pula bermakna "orang yang berbuah"; "orang yang beruntung"; dan "orang yang berhasil".
Mengapa Tidak Ada Pahlawati?
Salah satu kekhasan kata-kata dengan sufiks -wan, -man, dan -wati adalah bahwa tidak semua kata dapat dilekati sufiks -wati yang merujuk pada gender perempuan. Kata-kata semacam pahlawan dan ilmuwan hanya tersua dalam gender netral atau lelaki.Â
Tidak ada kata pahlawati, relawati, dan ilmuwati. Seorang pahlawan yang berjenis kelamin perempuan tidak kita sebut pahlawati.Â
Sufiks -man dan -wan merujuk pada gender lelaki. Tokoh dan juga orang biasa memiliki nama Budiman, Kurniawan, Setiawan, Gunawan, Hartawan, dan Sudirman.
Beberapa nama tokoh yang memuat sufiks -wati antara lain Ibu Fatmawati, Ibu Megawati Soekarnoputri, Ibu Rahayu Saraswati, Ibu Suciwati (istri almarhum Munir).
Menariknya, beberapa profesi memiliki bentuk berakhiran -wati. Umpama, wartawati, seniwati, angkasawati.Â
Angkasawati memiliki dua makna: 1) penyiar radio wanita, dan 2) astronaut wanita. Kita tentu tahu bahwa pada dekade 1980-an, sangat tenar nama calon angkasawati atau astronaut wanita pertama Asia. Dia adalah Pratiwi Pujilestari Sudarmono.
Pada Oktober 1985, Pratiwi Sudarmono terpilih untuk ambil bagian dalam misi Pesawat Ulang-Alik NASA STS-61-H sebagai Spesialis Muatan pesawat ulang-alik Columbia. Â Taufik Akbar adalah pendukungnya dalam misi tersebut.Â
Namun, setelah bencana meledaknya pesawat ulang-alik Challenger pada 28 Januari 1986, peluncuran satelit komersial seperti Palapa B-3 Indonesia yang direncanakan untuk misi STS-61-H lima bulan setelah tragedi Challenger itu dibatalkan. Misi tersebut tidak pernah terlaksana. Satelit tersebut kemudian diluncurkan dengan roket Delta.
Akhirulkalam, pahlawan sudah mencakup pahlawan berjenis kelamin lelaki dan perempuan. Meski tidak ada kata pahlawati, hal ini tidak mengurangi pengakuan dan penghormatan kita pada para pahlawan perempuan.Â
Beberapa nama pahlawan perempuan yang sempat saya ingat adalah: Nyi Ageng Serang, Dewi Sartika, Cut Nyak Dhien, Fatmawati, Kartini, Maria Walanda Maramis, Martha Cristina Tiahahu, dan Rohana Kudus (Roehana Koeddoes).
 Selamat Hari Pahlawan 2020! Salam cinta bahasa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H