Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama FEATURED

Gairah Pemuda Berbahasa Indonesia: Kawan dan Rindu

28 Oktober 2020   06:36 Diperbarui: 28 Oktober 2021   07:12 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter/Ismail Fahmi

Bahasa Indonesia Kini

Majalah Ethnologue pada 2019 melaporkan, bahasa Melayu Indonesia berada pada urutan ke-32 bahasa-bahasa dengan penutur terbanyak. Jumlah penutur bahasa Indonesia menurut majalah rujukan kebahasaan itu adalah 43,4 juta orang atau 0,564 persen dari populasi dunia.

Dalam daftar itu, bahasa Jawa menempati urutan ke-21 dengan 68,3 juta penutur (setara dengan 0,887 % populasi dunia). Bahasa Sunda masuk peringkat ke-41 dengan 32,4 juta penutur (0,421% penduduk dunia).

Kesan sekilas, majalah Enthnologue kiranya tidak secara khusus menyajikan data bahwa sebagian besar warga Indonesia adalah penutur beberapa bahasa sekaligus. Penutur bahasa Jawa, Sunda, dan aneka bahasa daerah lain kiranya juga menguasai (walau tidak sempurna) bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Laman Listverse, Minggu (15/9/2019) membuat senarai sepuluh bahasa dengan penutur terbanyak di dunia. Bahasa Indonesia menempati urutan kesembilan dengan sekurang-kurangnya 129 juta penutur. 

Data BPS menunjukkan, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 238.518.000 jiwa. Diproyeksikan pada 2020 ini jumlah itu menjadi 271.066.000 jiwa.

Memang benar, tak semua orang Indonesia bisa berbahasa Indonesia. Akan tetapi, bisa kita perkirakan bahwa kini bahasa Melayu Indonesia (demikian nama bahasa kita dalam sejumlah ulasan ilmiah) memiliki sekurang-kurangnya 200 juta penutur.

Gairah (Mantan) Pemuda Berbahasa Indonesia

Apakah (mantan) pemuda masih menunjukkan gairah berbahasa Indonesia? Agak sulit mengukur gairah berbahasa Indonesia kita secara ilmiah. Akan tetapi, kita bisa menilai dari gejala-gejala yang kita temukan dan alami sendiri.

Pertama, gejala keminggris

Banyak pemerhati bahasa Indonesia menilai, kita ini suka mencampuradukkan bahasa persatuan kita dengan bahasa Inggris. Kita keminggris. Ini sebenarnya bukan selalu berarti hal buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun