Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

(Mungkin) Ada Derita Buruh Anak dalam Ponsel dan Komputer Kita

17 Oktober 2020   11:17 Diperbarui: 21 Oktober 2020   10:46 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Juga di negara-negara maju, lazimnya masyarakat tak segan mengajukan protes lewat petisi, surel, dan medsos perusahaan yang dinilai "nakal".

3) Merawat gawai dan peralatan elektronik agar awet

Karena kobalt itu langka, kita perlu merawat dengan baik produk berbahan kobalt yang telah kita beli. Mari rawat gawai yang (telanjur) kita beli agar awet.

4) Tidak mudah cepat ganti gawai dan piranti elektronik

Jangan mudah tergoda tawaran model gawai terkini. Selain menguras kantong, gawai berkobalt baru sebenarnya juga merusak alam dan (mungkin) memeras juga buruh anak penambang kobalt. 

Wasana Kata

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menjatuhkan nama produk-produk mana pun. Data tersaji adalah data 2017 yang tidak selalu mencerminkan situasi terkini. 

Jika Anda sedang membaca artikel ini di ponsel atau komputer Anda, sadari bahwa mungkin ada jeritan senyap anak-anak penambang kobalt dalam gawai yang sedang Anda pakai. 

Oh ya, saya mengetik artikel ini di sebuah komputer yang dalam daftar Amnesty International 2017 masuk dalam merek yang "tidak melakukan apa-apa" untuk memastikan tiada buruh anak ikut memasok kobalt.  Seandainya saya tahu sejak dulu, saya tidak akan membeli merek ini.

Salam lestari. Pojok baca: 1, 2, 3, 4, 5.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun