Membaca judul di atas, rasanya tulisan ini memuat umpan klik. Judul artikel seharusnya "Kumpulan Trik Menulis Artikel Fiksi dan Non-fiksi di Kompasiana dan Kompas menurut Penulis Abal-abal."
Siapa penulis itu? Ya saya sendiri ^_^. Saya berterimakasih pada Kompasiana dan rekan-rekan Kompasianer atas persahabatan nan hangat sehingga saya dapat menyajikan artikel seputar trik menulis versi saya.
Saya bukan penulis laris. Kalau manis, iya. Setidaknya menurut saya sendiri setelah digigit semut. Tulisan ini bukan untuk menyombongkan diri. Murni untuk membantu siapa pun yang ingin mendalami dunia tulis-menulis dari sudut pandang penulis biasa-biasa saja seperti saya.
Tip dan Trik Menulis Artikel Fiksi
A. Menulis Puisi
Saya pernah menulis tentang apa sih bedanya puisi dan bukan puisi. Masih ingat Putri Marino yang menerbitkan buku puisi dengan bahan puisi-puisinya di Instagram? Pertanyaan kita, puisi Putri Marino itu Puisi atau Bukan? (Sila klik).
Kompasiana adalah etalase tulisan warga. Tidak harus jadi penyair profesional untuk berpuisi. Menulis puisi sederhana tidak ada salahnya. Coba baca artikel "Wahai Penulis Sederhana, Jangan Takut Menulis Puisi Sederhana" ini. Akan tetapi, bukan berarti lalu asal nulis puisi!
Tulisan berikut ini harus dibaca dengan keterbukaan hati sambil ngopi kala senja dan hujan melanda, ya. Saya tidak benci kopi, senja, dan hujan dalam puisi. Hanya ... Hmmm...baca aja deh dalam Tips Menulis Puisi Tanpa Senja, Hujan, dan Kopi. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Puisi-puisi sederhana karya saya, antara lain: Jika Kau Tak Bisa Jadi Pohon, Jadilah... ; Mulut Itu Kebun Binatang; dan Mencintai dalam Sunyi.
B. Menulis Cerpen
Justru karena saya bukan penulis cerpen sungguhan, saya bisa sedikit memahami kesulitan para pemula dalam menganggit cerpen. Karena itu, saya sajikan "7 Tips Jitu Menulis Cerpen bagi Pemula". Artikel ini mendapat sambutan di luar dugaan saya. Tampak dari jumlah keterbacaannya.Â