Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Pulang (Puisi Salvatore Quasimodo)

6 Juli 2020   16:04 Diperbarui: 6 Juli 2020   16:08 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piazza Navona, di malam hari, di atas bangkubangku

aku berbaring telentang mencari ketenangan,

dan kedua mata dengan garisgaris lurus dan gulungan spiral

menyatukan bintang-bintang,

lintanglintang yang kuikuti sedari kecil

berbaring di atas kerikil Sungai Platani

mengeja doa dalam gelap.

*

Kusilangkan kedua tanganku

dan kuingat jalan untuk kembali pulang:

harumnya buah yang mengering di teralis

puspa ungu, jahe, lavender:

saat aku berpikir tuk membaca untukmu, pelan-pelan

(aku dan engkau, Bunda, di sudut nan teduh)

perumpamaan tentang anak yang hilang,

yang mengikutiku selalu dalam sunyi

seperti suatu ritme yang selangkah melangkah

tanpa dikehendaki.

*

Akan tetapi, pada orangorang mati tiada jalan pulang

dan tiada waktu untuk berjumpa ibunda

ketika jalan memanggil;

dan aku kembali berjalan, terkurung dalam malam

seperti seseorang yang takut untuk tinggal kala fajar

*

Jalan pulang memberiku kidungkidung

yang berkisah akan gandum yang membengkak dalam bulir

tentang kembangkembang yang putihkan kebun zaitun

di antara bunga biru muda dan bakung;

getar resonansi di pusaran debu,

nyanyian para insan dan keriut bajak

dengan lenteralentera yang sedikit berayun

bak kelap-kelip seekor kunang-kunang.

***

Terjemahan dari "I Ritorni" anggitan Salvatore Quasimodo (1901-1968), penyair kelahiran Sisilia. Ia meraih kusala Nobel Prize for Literature (1959). Pada 1960 dan 1967, ia meraih gelar doktor honoris causa dari Universitas Messina dan Oxford. Salvatore adalah salah satu penyair besar Italia abad ke-20. 

Puisi ini melukiskan kerinduan seorang perantau di kota Roma ("Piazza Navona") pada Pulau Sisilia ("Sungai Platani"). Puisi ini dimuat dalam buku kumpulan sajaknya yang pertama, Ed e subito sera atau Segera Senja (1942). Salam cinta susastra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun