Hobi menulis memang menantang orang untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam merangkai kata dan baris. Paling mudah adalah menulis sesuai keahlian kita, namun sering kita juga terpaksa oleh keadaan atau merasa tertantang untuk menulis di luar bidang keahlian kita.
Sebenarnya, menulis di luar bidang keahlian ini sering dialami banyak orang yang bekerja di luar bidang ilmunya. Menulis di luar bidang keahlian juga bisa terjadi ketika seorang bekerja sebagai penulis atau memiliki hobi menulis.Â
Seorang blogger purnawaktu maupun paruh waktu juga bisa berhadapan dengan situasi serupa. Tangan gatal ingin menulis topik menarik, namun ia tahu bidang itu belum ia kuasai. Bisa jadi, ada tawaran menulis iklan perusahaan yang bergerak di bidang yang asing baginya.
Sejatinya, tidak ada larangan untuk menulis di luar bidang keahlian kita. Justru aneh jika ada orang yang membatasi kreativitas orang lain untuk mengeksplorasi bidang-bidang kehidupan yang ingin ia tulis.Â
Yang penting, tulisan di luar bidang keahlian itu tidak jadi hoaks, tidak merugikan orang, dan tidak jadi bahan tertawaan.Â
Berikut 5 tips menulis di luar bidang keahlian tanpa jadi bahan tertawaan:
Pertama, ukur potensi diri dan tingkat kesulitan topik baru
Kunci utama dalam menulis di luar bidang keahlian tanpa jadi bahan tertawaan orang adalah kejujuran mengukur potensi diri dan tingkat kesulitan topik baru.Â
Rumusnya adalah "Semakin rinci, rumit, dan mendalam suatu tema, semakin tinggi tuntutan keahlian dan usaha yang harus kita keluarkan untuk menulis tentangnya."
Misalnya, saya yang bukan seorang berilmu farmasi harus jujur mengatakan tidak sanggup ketika diminta menulis kandungan fitofarmaka jamur tertentu yang belum banyak diteliti.Â
Jika tema yang disodorkan atau tema yang ingin kita tulis itu masih terjangkau oleh potensi diri dan tergolong masih bisa kita ulas, boleh saja menulis tentangnya.Â