4. Sarana Ekspresi Diri dan Katarsis
Menulis adalah mengungkapkan diri. "Diri" dapat berarti wawasan, pengalaman hidup, kebijaksanaan, dan keterampilan tertentu. Seorang penulis membagikan apa yang ia miliki kepada dunia. Ia merasa puas saat bisa mengaktualisasikan apa yang menjadi kekayaan dirinya. Apalagi ketika karyanya mendapat pujian.
Selain itu, tulisan juga bisa menjadi wahana untuk katarsis. Apa itu katarsis? Â Schultz dan Schultz (2004) mendefinisikan katarsis sebagai "proses mengurangi atau menghilangkan suatu kompleks dengan menyadarinya dan membiarkannya diekspresikan" (hal.506).
Seorang yang pernah mengalami perundungan pada masa kecilnya bisa mengungkapkan diri melalui tulisan. Nah, tulisan katarsis ini berguna bagi si penulis maupun para pembaca yang ternyata memiliki masalah serupa. Para pembaca akan merasa bahwa diri mereka tidak sendirian. Ada orang yang juga mengalaminya dan berhasil mengatasinya.Â
5. Sarana Membangun Jaringan dan Rekam Jejak (Portofolio)
Saya baru-baru ini mendapat surel dari pembaca buku saya. Rupanya, alamat surel yang saya cantumkan pada buku itu menjadi sarana silaturahmi saya dengan pembaca. Si pembaca mengajak saya untuk memperkenalkan buku saya pada sebuah kelompok melalui konferensi daring.
Saya tidak pernah membayangkan, buku itu mempertemukan saya dengan banyak orang baik yang belum pernah saya jumpai secara langsung. Kami kini sedang bekerja sama untuk beberapa proyek sosial.Â
Demikian pula dengan menulis di blog seperti Kompasiana. Kita bisa menjalin kolaborasi dengan sesama narablog untuk aneka kegiatan positif. Rupanya, menulis menjadi sarana untuk membangun jaringan.
Selain itu, menulis juga sangat bermanfaat untuk membangun rekam jejak  dan portofolio yang baik. Ketika melamar pekerjaan, misalnya, kita dengan percaya diri dapat menunjukkan tulisan dan rekam jejak aktivitas literasi kita. Ini suatu nilai lebih bagi citra positif diri kita.
Akhirulkalam, salam literasi. Mari berbagi kebaikan melalui tulisan. Jumlah tayangan dan cetakan memang penting, namun bukan satu-satunya hal yang membuat seorang penulis bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H