Di tengah wabah korona di negeri kita tercinta, pemerintah mengajak kita untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah. Ini demi mencegah diri kita tertular atau menularkan korona.
Di pelosok Nusantara, marak kampung dan perumahan secara mandiri menerapkan "karantina wilayah" tanpa harus menunggu keputusan pemerintah pusat. Palang bambu, kursi, ban bekas, dan apa pun bisa dipakai untuk membatasi akses keluar masuk kampung.
Menariknya, hanya di Indonesia "hantu pocong" pun berjaga agar warga tak gentayangan di tengah wabah korona. Maklum saja, masih banyak warga yang tidak punya kepentingan mendesak tapi masih saja gentayangan keluar-masuk kampung.Â
Diharapkan, kehadiran "pocong" ini bisa menakuti warga yang masih nekat bepergian tanpa alasan kuat. Kita memang perlu menerapkan jarak sosial dan pembatasan aktivitas bersama di tempat umum agar korona tak makin menyebar.
"Pocong" penjaga kampung dari bahaya korona ini beroperasi di Desa Kesongo, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Tepat di tepi Jalan Raya Wonogiri-Sukoharjo.
Sinergi Warga dan Makhluk Halus
Sebuah akun Twitter memberitakan demikian:Â
Sinergitas warga dan makhluk halus yang harmonis dalam memerangi Covid-19.
"Kita kebagian shift malem. Kalo siang gantian warga yang jaga. Ya (kita) sengaja milih malem karna baju kita kan panas kalo siang...," ujar pocong yang nama di nisannya sudah nggak terbaca dengan jelas.
Cuitan ini telah ditwit ulang sebanyak 690 kali dan disukai 529 kali sampai 31/3/2020. Komentar warganet juga tak kalah unik.
- "Tolong lah pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan para poci. Kasian mereka bertugas tanpa alat pelindung diri memadai."
- "Wartawan: udah lama mas jadi pocong?"
Sementara itu, ada pula warganet yang mempertanyakan di mana para kunti yang bisa saja bergabung dengan para poci dalam ronda korona.Â