Hati siapa tak senang membaca sebuah artikel yang padat dan menarik? Perhatikan bahwa padat bukan berarti terlalu singkat.Â
Artikel yang terlalu singkat menandakan, antara lain, bahwa:
- penulis belum terbiasa mengulas suatu tema dengan aneka sudut pandang.
- penulis kesulitan mengungkapkan gagasan dengan tulisan; ide penulis masih tertahan di benak dan otak.
Sebaliknya, artikel yang terlalu panjang menandakan, antara lain, bahwa:
- penulis tidak fokus pada inti persoalan.
- penulis membaca dan mengutip banyak pendapat atau rujukan, namun gagal menyusun secara padat.
- penulis bingung dengan alur dan susunan tulisannya sendiri sehingga sulit menghentikan penulisan.
Nah, pepatah Latin mengatakan virtus in medio. Artinya, kebaikan ditemukan di tengah-tengah dua hal. Tulisan yang ideal tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Ini 4 tips menulis artikel dengan panjang ideal sehingga disukai pembaca dan redaktur:
1. Perhatikan ketentuan media massa yang menjadi sasaran artikel Anda.
Amati artikel dengan panjang seberapa yang disukai pembaca dan redaktur. Baca baik-baik ketentuan naskah yang ditetapkan tiap redaktur media massa. Jangan seenaknya saja mengirim artikel dengan mengandaikan,"Ah, tugasnya redaksi meringkas artikel saya!"
Redaksi media massa tiap hari bisa menerima ratusan naskah. Meskipun naskah Anda bagus, tapi jika terlalu panjang atau pendek, pastinya redaktur juga berpikir-pikir untuk memuatnya.
2. Kembangkan gagasan secukupnya
Sebelum menulis artikel, buat semacam kerangka tulisan. Satu artikel ideal biasanya memiliki dua sampai tiga pokok gagasan. Batasi diri dengan dua atau tiga subtopik saja, lalu kembangkan dalam paragraf singkat.
Paragraf ideal sebuah artikel blog dan opini terdiri dari dua sampai tiga kalimat saja. Jika sampai ada empat atau lima kalimat, ringkas jadi tiga kalimat atau pisahkan jadi dua paragraf.
3. Jadikan paragraf dan kalimat padat dan enak dibaca