Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan terjangkit virus corona (Covid-19). Hal tersebut disampaikan dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).
Budi Karya memang salah satu menteri yang terlibat langsung dalam penanganan corona di Indonesia. Beliau sempat memantau penjemputan awak kapal Diamond Princess di Bandara Kertajati, 1/3/2020. Itulah kali terakhir Budi Karya diwawancarai wartawan.
Juru bicara Menhub, Adita Irawati mengatakan pada 10/3, Menhub Budi Karya jatuh sakit setelah melakukan rangkaian kunjungan kerja ke luar kota selama beberapa hari ke Toraja, Luwuk, Wakatobi, Makassar, Parepare, Kertajati, dan Indramayu.
Budi Karya mengidap penyakit asma sejak lama. Meski demikian, ia giat bekerja 7 hari dalam seminggu.
Pria Lebih Rentan Corona?
Menhub Budi Karya hanyalah satu dari banyak pria yang positif corona. Beberapa riset awal tentang Virus SARS-CoV2 yang jadi penyebab Covid-19 menunjukkan bahwa pria lebih rawan dampak Covid-19 daripada wanita.
Dikutip dari jurnal kesehatan pernapasan The Lancet, berikut adalah hasil sejumlah penelitian terkait mengapa pria diduga lebih rentan corona Covid-19.
Satu studi terhadap 140 pasien dengan COVID-19 di Cina, menemukan bahwa covid-19 menjangkiti pria dan wanita secara kurang lebih seimbang jumlahnya. Akan tetapi, pasien yang sakit kritis, lebih banyak pria yang menderita kondisi kritis akibat corona Covid-10 (67%) daripada wanita.
Dalam laporan terbaru, dari 1099 pasien dengan COVID-19 dari 552 rumah sakit di 30 provinsi di China, 58% pasien adalah laki-laki. Secara keseluruhan, data ini tampaknya mengindikasikan bahwa mungkin laki-laki lebih rentan terkena dampak virus corona baru ini.
Studi yang dikutip Business Insider menunjukkan kecenderungan yang sama. Sebuah penelitian terhadap lebih dari 44.000 kasus virus korona yang dikonfirmasi di China menemukan bahwa pria lebih mungkin meninggal karena virus, dengan tingkat kematian 2,8% dibandingkan dengan 1,7% untuk wanita.
Terkait Kebiasaan Merokok? Pendapat Berbeda
1. Belum dapat disimpulkan bahwa perokok lebih rentan corona
Apakah pria lebih rentan karena mereka merokok? Studi yang disajikan The Lancet belum menunjukkan kesimpulan meyakinkan.
Kecenderungan jenis kelamin pria menjadi pasien corona ini mungkin terkait dengan tingkat merokok yang jauh lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita di Cina (288 juta pria China dan 12,6 juta wanita China adalah perokok pada 2018).
Meskipun demikian, literatur saat ini tidak mendukung merokok sebagai faktor predisposisi pada pria atau subkelompok untuk infeksi SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Dalam studi oleh Zhang dan rekan, hanya 1 4% dari pasien corona adalah perokok aktif. Sementara studi lain oleh Guan dkk menunjukkan hasil yang lebih tinggi, yaitu 12,6% pasien corona adalah perokok aktif.
Proporsi yang relatif kecil dari perokok aktif yang menderita corona menurut dua penelitian ini dibandingkan dengan proporsi perokok pria di Cina (50,5% dari populasi total) tidak dapat dikaitkan dengan kejadian atau tingkat keparahan COVID-19.
2. Perokok lebih rentan corona
Meski demikian, pendapat berbeda dikatakan dr Norman Sway dan Professor Chris Witty. Dokter Norman Sway mengatakan, "Jika Anda seorang perokok, lapisan paru-paru Anda lebih rentan dan Anda memproduksi lebih banyak reseptor yang ditempati oleh virus COVID-19."
Sementara itu, Profesor Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris, juga meminta perokok untuk berhenti karena COVID-19 menjadi ancaman.
"Untuk sebagian besar infeksi pernapasan, Anda patut mencemaskan orang yang merokok. Para perokok lebih cenderung menderita penyakit sistem pernapasan karena sistem kekebalan tubuh mereka kurang baik.
Profesor Chris berpesan,
"Jika Anda akan berhenti merokok, ini adalah saat yang sangat baik untuk melakukannya"
Faktor Lain Mengapa Pria Lebih Rentan Corona
Dikutip dari laman dw.com, seorang virolog molekuler yang bernama Thomas Pietschmann menjelaskan, wanita memiliki dua kromosom X, sedang pria hanya memiliki satu saja. Kromosom X ini berfungsi mengenali bibit penyakit yang masuk dalam tubuh.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia atau WHO memaparkan bahwa persentase kematian akibat Covid-19 di Tiongkok sampai medio Februari mencapai 2,8 persen untuk pria dan 1,7 persen untuk wanita.
Situasi serupa tercatat kala SARS mewabah di Hong Kong pada 2003. Memang, pria lebih rentan terserang aneka jenis flu dibanding wanita. Para ahli berpendapat, wanita lebih tahan virus jenis flu karena dalam tubuh wanita ada banyak hormon estrogen yang merangsang kerja sistem kekebalan tubuh. Estrogen berfungsi melawan bibit penyakit.
Dalam tubuh manusia, ada dua jenis estrogen: estradiol dan estrone. Jumlahnya diukur dalam picogram per mililiter (pg / ml).
Menurut Mayo Medical Laboratories, kadar estradiol dalam darah pada wanita dewasa adalah 15–350 pg / ml; wanita dewasa pascamenopause: kurang dari 10 pg / ml. Sementara kadar estrone wanita dewasa adalah 17–200 pg/ml dan wanita postmenopause 7–40 pg/ml.
Sebenarnya pria juga memiliki estrogen, namun jumlahnya sedikit. Dikutip dari healthline.com, ada dua jenis utama estrogen pada pria: estrone dan estradiol. Kisaran estradiol rata-rata untuk pria adalah 10 hingga 40 pikogram untuk setiap mililiter darah, sedang kadar estrone sekitar 10-60 pg/ml.
Pasien Corona di Indonesia
Masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan berdasarkan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Sampai 15/3, Kementerian Kesehatan mengumumkan ada 96 pasien positif corona di Indonesia.
Delapan orang telah dinyatakan sembuh setelah tak lagi mengeluhkan gejala Covid-19 dan sudah jalani dua kali tes laboratorium yang hasilnya negatif.
Selain itu, total pasien meninggal hingga kini menjadi 5 orang karena memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Penulis berusaha menyajikan sekelumit informasi mengenai pasien yang akhirnya wafat. Juru bicara penanganan corona Indonesia, Yuri tidak selalu menyebutkan umur dan jenis kelamin atau pun kondisi 5 pasien yang meninggal tersebut.
Penelusuran dari berita media massa (mohon koreksi dan tambahan):
1) Pasien 25 meninggal pada 11/3 di Bali. Ia seorang perempuan WNA (dari Inggris) berusia 53 tahun dengan penyakit penyerta diabetes mellitus, hipertensi atau darah tinggi, hiperteroid, kemudian penyakit paru-paru menahun. Ia baru empat hari di Indonesia dan telah sakit komplikasi saat tiba di Indonesia.
2) Pasien 35 seorang perempuan berusia 57 tahun. Ia dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianto Saroso dengan kondisi awal yang sudah buruk. Pasien 35 menggunakan ventilator selama dirawat. “Kemudian memburuk cepat, hari itu juga meninggal dunia,” kata Yurianto (13/3).
3) Pasien 36 perempuan berusia 37 tahun yang sempat dirawat di rumah sakit swasta di luar RSPI Sulianti Saroso. Pasien ini masuk rumah sakit dalam kondisi menggunakan ventilator, lantas mengalami sesak nafas setelah dua hari dirawat, dan wafat.
4) Pasien 50 yang meninggal dunia merupakan laki-laki berusia 59 tahun. Yurianto mengatakan, pasien tersebut juga kondisinya memburuk dengan cepat sehingga akhirnya meninggal dunia. Yurianto tidak menjelaskan secara detail terkait pasien 50. Meski demikian, informasi yang disampaikannya mirip dengan pasien positif Covid-19 yang meninggal di Rumah Sakit Moewardi, Solo, Jawa Tengah.
5) Pasien kelima tidak ada data rinci.
Wasana Kata
Corona jenis baru ini dapat menjangkiti semua orang dari semua kelompok usia: anak-anak, pria, dan wanita. Riset-riset tentang risiko kelompok jenis kelamin mana yang lebih rentan masih merupakan riset awal. Perlu waktu untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai hal ini.
Bahwa pria ternyata lebih rentan corona memang dapat dijelaskan dari segi kromosom dan hormon, serta dari gaya hidup (kebiasaan merokok diduga kuat berkontribusi).
Soal bahaya merokok, WHO dan dunia ilmiah sepakat bahwa merokok merugikan kesehatan. Apakah dengan adanya corona, para perokok Indonesia akan meninggalkan rokok? Semoga demikian.
Sekadar informasi, dikutip dari antaranews, Thailand pada Jumat lalu mengeluarkan peringatan baru soal corona pada masyarakat yang gemar berpesta setelah satu klaster, yang terdiri dari 13 pengidap virus, terlacak sebagai sekelompok teman yang berbagi rokok dan minuman.
Setidaknya, kalau merokok di saat corona mewabah, jangan berbagi rokok yang sama pada orang lain. Virus penyebab Covid-19 memang bisa menular melalui cairan ludah pada rokok yang dihisap bareng-bareng.
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H