Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Profil Singkat Calon Ibu Kota Baru di Penajam Paser dan Kukar

26 Agustus 2019   15:57 Diperbarui: 26 Agustus 2019   21:17 9032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Google Map-via kompas.com

Hari ini, 26 Agustus 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi calon ibu kota baru dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta.

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.

Lokasi yang Amat Strategis dan Tepat
Menilik lokasi Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, calon ibu kota baru berada di lokasi yang amat strategis. Kabupaten Penajam Paser Utara baru dibentuk pada tahun 2002 dengan penggabungan 4 kecamatan, yakni Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku.

Sebelumnya, daerah ini adalah wilayah Kabupaten Paser. 

Jumlah penduduk Penajam Paser Utara adalah 190 ribu jiwa menurut sensus tahun 2015. Komposisi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan agama adalah sebagai berikut: Islam 94.18%, Kristen Protestan 4.29%, Katolik 1.47%, Hindu 0.05%, Budha 0.01%.

Kabupaten Penajam Paser memiliki batas-batas sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai Kertanegara.
  • Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Samboja Kota Balikpapan dan Selat Makassar
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser
    Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bongan Kabupaten Kutai Barat dan Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser

Luas wilayah daerah ini 3.333,06 Km2. Kabupaten Penajam Paser Utara berada di jalur perlintasan yang menghubungkan Kaltim dengan Kalsel dan Kalteng. Selain itu, sudah ada pelabuhan penyeberangan di Penajam.

Menurut peta Google, jarak Penajam dengan Kota Balikpapan adalah 69 Km dengan waktu tempuh 2 jam 21 menit, termasuk dengan feri. Jarak Penajam dengan Samarinda adalah 162 Km dengan waktu tempuh perjalanan darat 4 jam 38 menit.

Penerbangan dari bandara di Sepinggan, Balikpapan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta memakan waktu 2 jam 10 menit. Adapun Bandara Paser juga sedang dibangun di atas lahan seluas 213 hektare (ha) di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser.

Setelah sempat terhenti akibat permasalahan hukum, Pemerintah Kabupaten Paser, Kaltim, bertekad melanjutkan pembangunan bandar udara di sana, tahun depan. Rencananya, bandara yang berada di Desa Rantau Panjang, Kecamantan Tanah Grogot, itu diambil alih pemerintah pusat dan pendanaannya bersumber dari APBN. 

Penajam Paser Utara (PPU) adalah salah satu lumbung beras di Kalimantan Timur. Daerah PPU menghasilkan juga sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain itu, beberapa perusahaan besar beroperasi di sini, antara lain perusahaan kehutanan, seperti pabrik kayu lapis dan pabrik bahan baku kertas.

Benuo Taka, Usulan Nama dari Saya untuk Ibu Kota Baru di Penajam Paser dan Kukar
Dalam konferensi pers mengenai calon ibu kota baru, presiden maupun para menteri belum mengemukakan nama calon ibu kota baru. Hemat penulis, salah satu usulan nama yang patut dipertimbangkan untuk menamai ibu kota baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara adalah Benuo Taka.

Apa arti Benuo Taka?

"Benuo Taka" sejatinya adalah semboyan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Dalam bahasa daerah Paser, "Benuo Taka" berarti "daerah kita" atau "kampung halaman kita". 

Hemat saya, "Benuo Taka" amat patut dijadikan salah satu usulan nama ibu kota baru. Benuo Taka diambil dari perbendaharan bahasa daerah, yakni bahasa Suku Dayak Paser. Mengutip Wikipedia, Suku Dayak Paser adalah suku bangsa yang tanah asalnya berada di sebelah tenggara Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan. 

Suku Dayak Paser beragama Islam maupun beragama Kristen. Suku ini telah mendirikan kerajaan Islam yaitu Kesultanan Pasir (Kerajaan Sadurangas) yang termasuk ke dalam suku yang berbudaya Melayu (budaya kesultanan/lingkungan hukum adat Melayu). Kemungkinan suku Paser masih berkerabat dengan suku Dayak Lawangan yang termasuk suku Dayak dari rumpun Ot Danum.

Bahasa yang diucapkan oleh suku Dayak Paser, sangat akrab dengan bahasa Dayak Lawangan, sehingga bahasa Dayak Paser kadang dianggap sebagai dialek bahasa Dayak Lawangan.

Sumber gambar: Kemendagri
Sumber gambar: Kemendagri
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kabupaten Penajam Paser Utara terdiri dari berbagai suku, ras, agama dan budaya namun tetap merupakan satu kesatuan ikatan kekeluargaan. "Benuo Taka" merangkum seluruh warga yang berbeda suku, ras, agama, dan budaya dalam satu ikatan sebagai insan yang tinggal di Benuo Taka atau kampung halaman kita.

Semboyan Benuo Taka sejatinya sangat selaras dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Meski berbeda, kita semua bersaudara dan tinggal di kampung halaman yang sama. Benuo Taka mengingatkan kita bahwa tanah ini bukan tanahmu atau tanahku, tapi tanah kita. Benuo Taka menyadarkan kita bahwa kita harus mencintai kampung halaman yang sama, tempat di mana kita hidup dalam kerukunan. 

Libatkan Warga dan Ahli dalam Penamaan Ibu Kota Baru
Tulisan ini bermaksud pula mengajak warga dan segenap pemangku kepentingan untuk melibatkan diri dalam penamaan ibu kota baru. Ibu kota baru adalah milik seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, penamaannya juga hendaknya melibatkan warga, selain tentunya melibatkan ahli bahasa, sejarah, dan budaya.

Lima keuntungan pemilihan nama Benuo Taka ialah:

  1. Berakar pada budaya dan bahasa masayarakat setempat, yakni bahasa dan budaya Dayak Paser.
  2. Memiliki makna filosofis yang mendalam mengenai pentingnya "kekitaan" atau "semangat kesatuan dalam keberagaman".
  3. Telah dikenal sebagai semboyan Kabupaten Penajam Paser Utara sehingga tidak akan menimbulkan resistensi dari warga lokal.
  4. Kiranya Benuo Taka mudah diucapkan penutur bahasa Indonesia dan juga penutur bahasa asing tanpa banyak kesulitan. Sekilas bahkan mirip gaya permainan tiki-taka yang sudah populer di jagad sepak bola internasional.
  5. Kiranya Benuo Taka tidak memuat kata-kata yang dalam bahasa daerah lain berarti kata makian atau kata berkonotasi vulgar.

Saya mengajak rekan-rekan penulis di Kompasiana menulis usulan lain untuk menamai ibu kota baru di PPU dan Kukar. 

Mengenai idealisme ibu kota baru, sila baca artikel ini: Desain Ibu Kota Harus "Bahagiakan" Tuhan, Manusia, dan Alam.

Sumber:
id.wikipedia.org
kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun