Sebuah mal di Jakarta Barat diketahui menyediakan toliet khusus karyawan, pengantar atau ojek online (ojol).Â
Toilet ini dipisah dari toilet untuk pengunjung yang lain yang berfasilitas lebih baik dan lebih bersih. Pengelola memasang tiga petunjuk arah: toilet pengunjung pria, toilet pengunjung wanita, toilet karyawan dan pengantar/ojol.Â
Toilet ojek online berada di samping ruang pekerja pembersih. Toilet untuk ojol lebih sempit dibandingkan toilet pengunjung.
 Di toilet untuk ojol disediakan tiga toilet jongkok sedang di toilet untuk pengunjung kebanyakan menggunakan toilet duduk.
Pengemudi Ojek Online Tersinggung
Lukardi, seorang pengemudi ojol mengatakan bahwa dirinya tersinggung dengan pemisahan toilet itu. Menurutnya, rekan-rekan pengemudi ojol jarang menggunakan toilet di mal. Biasanya mereka menggunakan fasilitas toilet di SPBU.
Ia menduga, ada pengunjung mal yang mengeluh sampai-sampai pengelola mal menerapkan pemisahan toilet driver ojol dengan toilet pengunjung.Â
Tanda Rakyat Kecil Makin Disisih?
Apakah pemisahan toilet di mal untuk pengemudi ojol adalah tanda bahwa rakyat kecil makin disisih? Bisa jadi. Pengemudi ojol mengatakan bahwa sedari mereka masuk mal, mereka dilarang mengenakan jaket ojol. Tujuannya apa? Apakah  ini agar pengemudi ojol tidak "merusak" pemandangan mal yang harus elit dan glamor? Semoga tidak demikian adanya.Â
Jerih payah pengemudi ojol mencari nafkah halal dengan mengantar penumpang dan barang (biasanya pesanan makanan) sepertinya kurang dihargai oleh pelaku bisnis yang semata memikirkan keuntungan material.
Sebagai manusia, apa beda derajat pengemudi ojol dengan anggota dewan yang terhormat? Tidak ada.Â