[Kisah Minggu Pagi-7]
Paus Fransiskus melanggar protokol Vatikan (11/4/2019). Ia melakukan gestur istimewa yang belum pernah ia lakukan sebelumnya: mencium kaki pejabat politik di luar konteks ibadat.
Paus mencium kaki para politisi dan petinggi Sudan Selatan, negara baru yang baru saja lahir tahun 2011 lalu. Sudan Selatan adalah negara yang pernah mengalami perang saudara selama 6 tahun. Lebih dari 400 ribu warga tewas. Tak terbilang yang jadi korban luka dan terpisah dari keluarga serta kampung halaman.
Paus mengundang Presiden Salva Kiir, wakil presiden, serta pemimpin oposisi negeri yang tercabik oleh peperangan itu ke Vatikan selama dua hari untuk mengadakan penyegaran rohani di apartemen pribadinya, Casa Santa Marta, Vatikan.
Pada akhir penyegaran rohani itu, Paus menyampaikan pesan perdamaian dan mencium kaki pejabat tinggi Sudan Selatan.
Para pejabat tinggi Sudan Selatan hanya bisa terpana melihat Paus, pemimpin 1,3 milyar umat Katolik sedunia mencium kaki mereka.
Mencium Kaki Biasa Pada Misa Kamis Putih
Sejatinya, mencium kaki biasa dilakukan para paus, uskup, dan pastor Katolik dalam perayaan Ekaristi atau Misa Kamis Putih.
Inti dari Kamis Putih adalah mengenang perjamuan makan terakhir Yesus dengan para murid sebelum Yesus ditangkap dan disalib.
Dalam Misa Kamis Putih itu, dibacakan Injil yang bertutur tentang Yesus yang membasuh kaki para murid.